Jejak Agus Yudhoyono, dari Tentara Hingga Menuju Kursi Calon Ketum Demokrat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Jatuh sakitnya Ani Yudhoyono nampaknya akan membuat putranya, Agus Harimurti Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok angkat bicara soal isu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal menggantikan SBY. Mubarok menuturkan AHY baru bisa jadi ketum PD melalui mekanisme kongres.

Menurut Mubarok, saat ini memang SBY sedang fokus merawat Ani Yudhoyono lantaran istri tercintanya sedang sakit kanker darah. SBY tidak akan begitu menonjol di Pemilu 2019 ini. Kalaupun nantinya AHY jadi Ketum PD, Mubarok menilai memang layak. “Kalau kapasitas dia itu lebih tinggi AHY dibanding SBY dalam seusia dia, dia magnitnya sangat kuat,” pungkasnya.

Tentunya perjalanan karier AHY hingga bisa dititik ini telah melewati jalan yang panjang. Dirangkum MiNews.id dari berbagai sumber, simak berikut ini perjalanan karier AHY dari awal hingga kini menjadi calon Ketum Demokrat.

Pendidikan

Agus masuk SMA Taruna Nusantara Magelang pada tahun 1994 dan lulus dengan predikat terbaik pada tahun 1997 dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas. Ia masuk Akademi Militer Magelang.

Ia meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama—pada tingkat I dan II membuat Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer pada tahun 1999. Agus lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama dan Adhi Makayasa pada Desember 2000.

Setelah itu, dia mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus Combat Intel pada tahun 2001. Agus bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Pada tahun 2002, dia menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad yang berpartisipasi dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Agus mendapatkan gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University. Agus pun termasuk salah satu mahasiswa program Kennedy School, yaitu Edward S. Mason Fellowship, dengan Program studi Master in Public Administration/Mid Career (MPA/MC) dan lulus pada tahun 2010.

Kariernya di militer

Pengabdian Agus untuk Indonesia terlihat jelas dari kariernya di dunia militer. Di Aceh, Agus terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus). Seiring dengan operasi tempur—menyadari pentingnya fungsi media bagi keberhasilan operasi militer—Korem Teuku Umar mendirikan media center, dengan Agus sebagai Public Information Officer (PIO). Setahun setelah kembali dari Aceh, dia menjabat sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/ Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik.

Ketika terjadi perang 34 hari antara Israel dan Hezbollah di Lebanon Selatan pada medio 2006, Agus berangkat sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006 sebagai Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A.

Agus mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun 2007 dan terpilih sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, Agus mengikuti kursus Scuba Divers TNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008.

Setelah terpilih sebagai peserta The Young Future Defence Leader Workshop, yang digagas Kementerian Pertahanan, dia ditugaskan ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira di Fort Benning. Ia terpilih sebagai lulusan terbaik dan mendapat sejumlah penghargaan dari sekolah tersebut.

Sampai awal 2016, Agus berdinas sebagai Kepala Seksi 2 / Operasi di lingkungan satuan elite Kostrad, Brigade Infanteri Lintas Udara 17.

Pada bulan Juni 2014, Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. Ia menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pada 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu dengan IPK 4.0.

Di samping menempuh pendidikan militer, Agus juga menyelesaikan program Master dalam Kepemimpinan dan Manajemen (MA in Leadership and Management) dari George Herbert Walker School di Webster University dengan IPK 4.0

Pensiun dini

Sayangnya pada 2016 lalu, AHY memutuskan untuk mengajukan pensiun dini dari dunia militer. Ia mengatakan keputusannya itu sudah bulat, namun ia tetap ingin mengabdi kepada negara dengan cara yang lain.

Terjun ke dunia politik

Terjun ke dunia politik ternyata cara lain AHY dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara. Terbukti ia maju menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Agus mengatakan, keputusannya maju dalam Pilkada DKI karena ingin mengabdi untuk masyarakat Jakarta. Selain itu, dia menginginkan hukum dan keadilan semakin ditegakkan. Pemerintahan dikelola dengan tertib dan transparan serta terbebas dari penyimpangan.

Usai gagal dengan Pilkada DKI Jakarta 2017, ia pun aktif di partai yang dibangun ayahnya, Partai Demokrat. Kabarnya ia akan menggantikan posisi SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, karena SBY saat ini fokus pada pengobatan kanker darah yang diidap Ani Yudhoyono. (Tisa)

Berita Terbaru

ARPI DIY Desak Kejari Sleman, Menetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata

Mata Indonesia, Kabupaten Sleman - Puluhan masa dari Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI) DIY, kembali mendatangi Kantor Kejaksaan negeri (Kejari) Kabupaten Sleman pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini