Putrajaya Dibangun Karena Kemacetan Sering Batalkan Rapat Kabinet

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – “Kenapa kami harus pindah?” begitu Menteri Keuangan (Menkeu) II Malaysia Ahmad Husni Handzalah saat dia menjawab pertanyaan wartawan di Nusa Bali, 22 September 2013 soal Putrajaya.

Pertanyaan itu diungkapkan Husni saat menjawab pertanyaan perihal pemindahan Kuala Lumpur ke Putrajaya 19 Oktober 1995.

Husni menjelaskan bahwa kantor pemerintahan di Kuala Lumpur tidak berada di satu lokasi sehingga seringkali rapat kabinet sering terkenala kemacetan lalu lintas.

Maka dipilihlah lahan seluas 46 hektar bekas perkebunan kelapa sawit yang hanya berjarak 25 kilometer dari Kuala Lumpur sebagai pusat pemerintahan yang baru dan bebas macet.

Pusat pemerintahan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga tidak ada kemacetan dan gedung-gedung pemerintah terletak saling berdekatan.

Penduduk kota tersebut umumnya adalah pegawai negeri yang jumlahnya tidak sampai 100 ribu orang.

Kini Putrajaya bukan sekadar pusat pemerintahan tetapi juga destinasi wisata karena situasi kota itu sangat tenang dan jalannya lengang apalagi saat hari Minggu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini