New Normal, Jam Buka Kedai Kopi Pun Berubah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kehidupan yang masih berdampingan dengan virus corona atau Covid-19 memaksa terjadinya perubahan pola dan sistem. Salah satunya, bisnis. Nah hal ini juga berlaku dengan sistem operasional di kedai kopi.

Pasalnya, kedai kopi yang biasanya menjadi tempat bercengkrama, mengerjakan tugas dan pekerjaan, ataupun hanya sekedar nongkrong, kini berangsur sepi akibat pandemik yang tak kunjung surut. Untuk itu, mau tak mau jam dan sistem operasional mengalami perubahan.

Penerapan standard protokol kesehatan pada setiap kedai kopi atau coffee shop biasanya adalah pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan dengan air atau hand sanitizer sebelum masuk serta wajib menggunakan masker. Namun yang paling utama adalah perubahan waktu kerja.

Seperti yang dialami oleh Ridho Putro, pemilik Kopipola Backyard yang berlokasi di Jalan H Hasan, Kelurahan Baru, Jakarta Timur. Ia mengatakan bahwa usaha yang dirintisnya itu terpaksa mengubah operasionalnya.
”Pada masa PSBB awal, penjualan hanya melalui jalur online, Kopipola merombak sistem penjadwalan barista yang semula 7 orang per hari menjadi 3 orang per hari, dan dilakukan sistem rolling agar seluruh tim operasional mendapat jumlah jadwal masuk yang sama banyak. Sistem gaji pun mengalami perubahan, yang semula berupa gaji pokok disesuaikan menjadi fee harian sesuai jadwal masuk ditambah dengan insentif penjualan,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Selasa 22 September 2020.

Masuk ke masa PSBB transisi atau New Normal, Kopipola kembali ke skema tujuh orang operasional per hari. Namun perbedaannya ada satu orang dikhususkan menjaga akses masuk, mendata setiap customer yang akan memasuki area dengan memastikan penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, dan memonitor jumlah pelanggan yang masuk supaya tidak melebihi kapasitas.

Karena kebijakan pemerintah terkait PSBB transisi hanya mengizinkan 50 persen dari total kapasitas pengunjung.
”Saat ini masuk PSBB jilid 2, manajemen Kopipola kemali menerapkan skema operasional seperti masa PSBB pertama dan belum ada kepastian terkait rencana perubahan berikutnya,” ucapnya.

Tidak jauh berbeda dengan Kopipola, Wejie Coffee and Eatery merupakan kedai kopi yang menjual Manual Brew dan Based Espresso di kawasan Jalan Kalisari Lapan Raya, Jakarta Timur. Saat New Normal ini mereka meniadakan pelayanan makan di tempat dan hanya take away. Wijie juga menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Mulai penyediaan tempat cuci tangan pada pintu masuk, handsanitizer di meja kasir, serta pengimplementasian penggunaan masker yang menjadi WAJIB bagi para pekerja maupun pelanggan yang datang.

Tak sampai disitu, pihak Wejie selalu memastikan kebersihan tempatnya rutin setiap hari. ”Kami selalu memperhatikan kebersihan Wejie dengan rutin mensanitize pada setiap sudut dan properti agar tetap terjamin kebersihannya, guna memblokir celah masuknya virus atau bakteri,” ujar Defan Derekfrans, Head Bar Wejie.

Sedangkan Alles Coffee & Eatery yang berlokasi di Ruko Grand Galaxy City, Bekasi masih menerima pengunjung. Namun tetap dengan protokol kesehatan. Mulai dari pembatasan jarak antar customer, menggunakan simbol silang di setiap tempat duduk, dan menjaga jarak antrean barisan pemesanan. ”Sebenarnya kita juga mau ada peningkatan sales pada Alles, tapi tetap dengan protokol kesehatan yang berlaku,” kata Rifqi Aziz F, Brand & Marketing Strategy dari Alles.

Reporter: Khansa Dhiya Sasikirana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Saling Hargai Suara Rakyat: Mari Bersama Terima Hasil PSU

Oleh: Maria Nurwanto Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang berlangsung di Bangka Belitung telah selesaidilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2025. Proses demokrasi tersebut menjadimomentum yang penting untuk menegaskan kembali adanya kedewasaan politik di tengahmasyarakat.  Suara rakyat yang terekam melalui kotak suara harus dihormati, apa pun hasil akhirnya. Menerima keputusan pemilu secara lapang dada menjadi penanda bahwa demokrasi di Bangka Belitung tumbuh semakin matang. Rekapitulasi suara di sejumlah wilayah telah dilakukan. Di Kabupaten Bangka, pasanganFerry Insani-Syahbudin ditetapkan memperoleh suara terbanyak berdasarkan rapat pleno KPU pada awal September.  Sementara di Kota Pangkalpinang, hasil hitung cepat menempatkan pasangan Saparuddin-Dessy Ayu Trisna sebagai unggulan. Walaupun penetapan resmi KPU masih menunggu, arahdukungan masyarakat sudah terlihat jelas.  Namun, beberapa pasangan calon di Bangka tetap menempuh jalur hukum denganmengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Perbedaan sikap tersebut wajar, sebabmekanisme hukum memang disediakan untuk menyalurkan ketidakpuasan. Ketua Bawaslu Bangka, Fega Erora, menegaskan bahwa lembaganya sudah menerimasejumlah laporan dugaan pelanggaran, mulai dari pemalsuan dokumen pencalonan hinggakeabsahan ijazah salah satu kandidat.  Menurut Fega, Bawaslu telah memproses laporan tersebut sesuai prosedur dan menghadirisidang di MK untuk memberikan keterangan. Ia menekankan bahwa semua pihak harusmenunggu keputusan hukum sebelum penetapan akhir bupati dan wakil bupati terpilihdilakukan KPU. Pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya bersabar dan menghargaijalannya proses hukum, alih-alih memperkeruh suasana dengan asumsi yang belum tentubenar. Senada dengan itu, Ketua KPU Bangka Belitung,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini