MATA INDONESIA, JAKARTA – Jumlah perokok di Indonesia masih cukup tinggi. Selain menguras kantong, rokok dianggap tak baik untuk kesehatan.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPPA) Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc pun menganjurkan agar pemerintah dan masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran bersama agar bisa memangkas rantai perokok dari kalangan anak maupun remaja.
Ia pun membagikan sejumlah tips untuk melawan ketergantungan terhadap rokok saat berada di rumah. Berikut ulasan lengkapnya;
Pertama, memberitahu teman atau anggota keluarga bahwa rumah yang ditinggali menerapkan Smoke Free Home atau rumah bebas asap rokok.
Kedua, singkirkan asbak dan korek api di rumah. Sering terjadi ribut antara orang tua di dalam rumah, jika ayah merokok, sementara ibunya tidak merokok.
“Ibu berusaha memberitahu ke ayah, tapi si ayah tidak mau mengikuti, akhirnya permasalahan jadi kompleks. Awalnya dari rokok malah jadi meluber ke mana-mana,” ujar Lenny.
Menurut data Journal of Psychology in Africa, Bireda and Pillay 2017, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT bahkan dapat disebabkan rokok.
Ketiga, larang tamu jika hendak merokok di rumah.
Keempat, cegah orang yang baru selesai merokok untuk kontak langsung dengan anggota keluarga terutama bayi dan anak.
“Ganti pakaian, mandi setelah merokok. Jangan egois, jadi jangan dikira setelah merokok tidak ada transmisinya,” kata Lenny.
Keenam, meminta anak untuk membuat tulisan Smoke Free Home untuk mengingatkan seluruh anggota keluarga. Ketujuh, berikan contoh yang baik kepada anak dengan tidak merokok. Sebab, anak adalah peniru ulung, anak akan mudah meniru apapun yang ada di sekitarnya.
“Jadi kalau di keluarga itu orangtuanya merokok, pasti anaknya merokok. Ataupun kalau orangtua tak merokok, tapi teman sebaya merokok, dia juga berpotensi menjadi perokok, jadi anak memang lebih rentan,” ujar Lenny.