MINEWS, JAKARTA-Pertarungan dua kubu pasangan calon nomor urut 01 dan 02, ternyata berdampak kepada masa pendukung di bawahnya. Hal itu terlihat dimana dua pria yang merupakan pendukung Jokowi dan Prabowo dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, melakukan taruhan jelang Pemilu Presiden 2019 yang dihelat Rabu, 17 April 2019.
Aksi mereka viral di media sosial dan heboh diperbincangkan netizen. Mereka menjadikan tanah seluas 1 hektar sebagai taruhan. Dalam foto yang viral, kedua pria itu masing-masing mengaku sebagai pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam foto itu, keduanya terlihat berjabat tangan.
Pendukung Jokowi-Ma’ruf mengaku bernama Hendrik Arhadi, sedangkan lawannya, Abdul Aziz C, adalah pendukung Prabowo-Sandiaga. Selain itu, terdapat pula foto kuitansi perjanjian taruhan bermeterai Rp 6.000 yang ditandangani kedua pihak.
“Perjanjiannya betul, Pak,” kata Hendrik (30), warga Desa Empagae, Kecamatan Empagae, sekitar 18 km sebelah timur Pangkajene, Kabupaten Sidrap.
“Tapi tanahnya itu adalah lapangan desa yang sudah 10 tahun tidak diperhatikan sama pemerintah,â€.
Hendrik adalah wirausahawan sektor pertanian. Dia sudah menikah dengan dua anak yang masih di bangku TK. Hendrik terdaftar sebagai pemilih di TPS 03, Desa Empagae, Sidrap.
Dia mengatakan, lawan taruhannya adalah pamannya sendiri. Abdul Aziz C terdaftar di TPS 02 di desa yang sama dan memiliki empat anak.
Hendrik menuturkan, inisiatif foto taruhan pilpres itu muncul pada Senin 15 April 2019. “Kebetulan lapangannya dekat rumah jadi kami langsung foto dan beli meterai, baru di-upload di Facebook,” ujarnya.
Ternyata, setelah diunggah setelah shalat Azhar, foto itu sudah viral. Di akun Facebook pamannya, hingga pukul 19.00 Wita, foto tersebut sudah dibagikan lebih dari 200 kali.
Hendrik mengatakan, ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan itu. Mereka berharap, pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.
“Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke kepala desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi,” ujarnya.
Padahal, saat dia masih
SD hingga SMP, lanjut Hendrik, tanah lapangan yang kini jadi area gembala
ternak sapi dan kambing itu terawat dan menjadi pusat olahraga anak muda.