Tangkuban Perahu Meletus, Warganet Rindukan Sosok Sutopo

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Gunung Tangkuban Perahu menyemberkan awan panas pada Jumat, 26 Juli 2019 lalu. Hal tersebut membuat warga sekitar panik, mengingat gunung tersebut berada pada sesar lembang.

Video detik-detik Gunung Tangkuban Perahu meletus beredar dengan cepat melalui jejaring media sosial. Tak sedikit pula warganet yang mencari informasi mengenai aktivitas gunung berapi tersebut.

Portal-portal media dan situs terpercaya seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di media sosial menjadi rujukan warganet.

Namun yang menarik, tak sedikit warganet yang masih mencari kehadiran sosok Sutopo Purwo Nugroho, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tutup usia Minggu (7/7/2019) lalu. Pasalnya sebelum meninggal Sutopo merupakan salah satu pejabat yang aktif menginformasikan mengenai kebencanaan.

Seperti yang ditulis oleh akun Twitter @athya_. Ia mengomentari kicauan PVMBG-CVGHM yang menginformasikan erupsi gunung Tangkuban Parahu Jumat sore.

“Don’t we miss Mr. Sutopo in times like this? He’ll explain this matter with easiest language as possible,” tulis @athya_ dalam akunnya.

Semasa hidup, Sutopo memang dikenal sebagai ujung tombak pemberitaan bencana di tanah air. Di tengah sakit, Sutopo tetap menggelar konferensi pers untuk mengabarkan dan mengklarifikasi bencana.

Dalam sebuah kesempatan wawancara, Sutopo pernah berkata kanker paru-paru tak akan menghalangi tugasnya menyampaikan kabar bencana agar bisa mudah dimengerti kaum awam.

Apa yang dilakukan Sutopo tak hanya menjadi inspirasi warganet, tapi juga para ahli seprofesi dan cendekiawan lain.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini