Mantap, Poligami Jadi Gaya Hidup di Thailand !

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANGKOK – Seabad yang lalu, poligami adalah hal yang tidak lazim alias tabu di Thailand. Praktik pernikahan ini juga tidak diakui di bawah hukum di Negeri Gajah Putih.

Namun, menikahi banyak perempuan kini menjadi gaya hidup di Thailand. Terbaru, kisah seorang pria Thailand bernama Ong Dam Sorot yang menikahi delapan perempuan menjadi viral di media sosial.

Ong yang yang berprofesi sebagai seniman tato itu menjadi terkenal setelah ia muncul di acara TV, di mana ia mengisahkan kisahnya hidup seatap dengan delapan istri. Video wawancara itu ditonton oleh lebih dari 3 juta kali di YouTube.

Selain Ong, pria Thailand lainnya, Wacharatorn “Tum” Sironam juga mempraktikkan poligami dengan memiliki dua istri. Dalam sebuah wawancara, Tum mengakui telah mengarungi bahtera rumah tangga dengan kedua istrinya selama tujuh tahun.

Tum juga mengungkapkan bahwa keluarganya hidup bahagia. Mereka bahkan tidak pernah bertengkar dan bekerja sama untuk merawat serta membesarkan 4 anak Tum, 2 dari masing-masing istri.

Tum memiliki nama panggilan untuk istrinya yang diterjemahkan menjadi “istri besar” dan “istri kecil.” Di masa lalu, hukum Thailand menetapkan perempuan dalam pernikahan poligami dalam kategori tertentu.

Poligami di Thailand dapat dilakukan secara bebas sebelum 1 Oktober 1935. Poligami diakui di bawah hukum perdata. Hukum keluarga lama membagi istri ke dalam tiga kategori, sesuai dengan cara mereka menjadi istri.

Sebagai catatan, Istri resmi dikenal dengan istilah “mia klang muang”. Sementara istri kecil dikenal sebagai “mia klang nok”, dan istri budak yang dikenal sebagai “mia klang thasi”.

Worapat “Pla” Sroinam, yang telah bersama Tum selama 18 tahun, disebut sebagai istri besar atau istri tua. Tum mengatakan cinta mereka tetap kuat selama bertahun-tahun, pun ketika Tum memutuskan menikahi perempuan lain, seperti diberitakan The Thaiger.

Suatu hari, Tum mengatakan kepadanya bahwa dia ingin istri lain bergabung dengan keluarga. Pla terkejut, tetapi mengatakan tidak apa-apa selama Tum mencintai mereka secara adil.

Keluarga itu sekarang menjalankan toko mie di provinsi Ratchaburi, barat Bangkok. Di mana mereka menjual sup mie seharga 10 baht. Pla dan istri muda Tum yang bernama Kochakorn “Wan” Tapchom masing-masing menerima 10.000 baht per bulan untuk membantu bisnis keluarga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini