Duh, Kakek Viral yang Dibayar Pakai Uang Mainan Mengaku Berbohong, Netizen Curiga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masih ingat kisah seorang kakek yang dibayar uang mainan usai menebang tebu? Kini, kasus itu berlanjut dan sukses bikin gempar warganet.

Belum lama ini, kakek tersebut membuat pengakuan bahwa pembayaran dengan uang mainan itu hanya rekayasa belaka. Hal itu terungkap dari akun Instagram, @lampunggehnews.

Dalam video itu, sang kakek yang bernama Sunardi menyampaikan permohonan maafnya karena telah membuat gaduh soal pembayaran menggunakan uang mainan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Lampung Geh News (@lampunggehnews)

“Saya Sunardi mohon maaf kepada lapisan masyarakat Indonesia, atas terjadinya video viral uang mainan yang saya belanjakan di pasar. Uang mainan tersebut adalah saya nemu di pinggir jalan, bukan hasil tebang tebu. Ini semua hanyalah rekayasa saya sendiri,” ucapnya.

Sunardi pun memohon maaf atas tindakannya itu dan berjanji tak akan mengulangi perbuatan itu lagi.

Meski begitu, warganet tak langsung percaya dengan ungkapan Sunardi. Banyak yang menduga kakek itu hanya dipaksa berbohong oleh oknum agar tidak merusak nama baik mandornya.

“Udah di setel kayak gitu mah biar aman.”

“Gak deh, pasti ini rekayasa.”

“Bisa jadi kakeknya di suruh ngomong kayak gitu.”

Sebelumnya, kisah Sunardi viral di sosial media setelah video dirinya dibayar dengan uang mainan setelah menebang tebu. Hal itu terungkap kala Sunardi hendak belanja ke pasar dan para pedagang kaget lantaran uang sebesar 450 ribu Rupiah yang dipegangnya adalah uang mainan.

Kemudian, beredar kabar pihak mandor meminta maaf dan tak sengaja memberi uang mainan itu pada kakek Sunardi. Mandor menjelaskan uang mainan tersebut adalah milik anaknya dan tidak bermaksud digunakan untuk membayar kakek Sunardi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini