Ada Lagi! Dua Emak-emak Cekcok di Meja Prasmanan, Netizen: Gaya Sosialita Tapi Kelakuan Rakyat Jelata

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Dua hari ini media sosial dihebohkan dengan video dua emak-emak yang bertengkar gara-gara rendang. Dan ternyata, pertengkaran tersebut adalah hasil settingan untuk kampanye digital yang dilakukan oleh produk bumbu masakan.

Menyusul viralnya video tersebut, ada lagi nih dua emak-emak yang ribut-ribut di meja prasmanan. Pertengkaran ini terjadi di meja prasmanan suatu acara yang nampaknya digelar di sebuah hotel.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat ibu berbaju kuning mengeluarkan kantong pelastik dari dalam tasnya. Ia memasukan makanan yang ia pegang sebelumnya ke dalam plastik tersebut.

Selain itu, ia juga terlihat mengambil makanan lainnya yang berada di dalam wadah prasmanan. Nampak tak sabar untuk gantian dengan yang lain, ibu itu pun langsung menggunakan tangannya untuk mengambil makanan tersebut.

Beberapa tamu yang ada di sekitarnya pun dibuat kesal. Ada yang menyerukan untuk memfoto dan memvideokan aksi ibu tersebut. Tak terima, ibu berbaju kuning pun ngamuk kepada salah seorang tamu perempuan yang berusaha menasehatinya.

“Apaan ini ya bawel foto-foto ya,” kata ibu itu.

“Ih bukan bawel, enggak ada etika,” kata ibu lainnya yang menggunakan baju batik.

“Lihat dulu dong, lihat dulu keadaannya. Matamu buta ya. Dasar mulutnya lancang, sok suci kamu,” jawab si ibu berbaju kuning.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan pasti dimana dan kapan video tersebut direkam. Namun aksinya si ibu pun di media sosial. Banyak netizen yang miris melihat kelakuan ibu berbaju kuning tersebut. Pasalnya, dari gaya si ibu tidak mencerminkan orang yang kekurangan.

“Gaya sosialita Kelakuan melebihi Rakyat jelata,😂😂😂😂😂😂😂,” komentar @sutan_mudo_j**bak.

“Penampilan menor glamour,, tp rebutan prasmanan 😑,” celoteh @pa**mi_.

“udah ambil pake tangan trus ambilnya banyak lagi ampe dibungkus, aduh penampilan kaya tapi hati miskin😂😂😂,” tulis @murdi***812.

“Malu2in keliatan incer makanan nya doang kalo di kondangan😂,” kata @perti**.sr.

“Mohon maaf ni ya.. biasanya kalo orang kecil / sederhana itu malah malu mau ambil ini itu makanannya. Bukannya gengsi cuma sopan santunnya tinggi. Kadang malah orang” yg mohon maaf nih.. banyak duit itu malah rasa malunya dikit, malu”innya banyak. Rakus,” komentar @bang_***27.

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini