17 Agustus 2019, Jemaah Haji Indonesia Mulai Kembali ke Tanah Air

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan kembali ke Tanah Air secara bergelombang. Untuk pemulangan pertama dimulai Sabtu 17 Agustus 2019.

Kelompok terbang (kloter) 4 embarkasi Cengkareng dijadwalkan akan jadi jemaah gelombang pertama yang akan mendara. Mereka dijadwalkan terbang dari bandara King Abdulaziz, Jeddah.

Sejak 17 Agustus 2019, fase pemulangan para jemaah secara bergelombang akan dilakukan setiap hari. Berlanjut pada 18 Agustus masih dengan kloter 4 tetapi dengan embarkasi Surabaya.

Kemudian pada 19 Agustus giliran kloter 12 embarkasi Cengkareng dan kloter 14 embarkasi Surabaya yang dipulangkan pada 20 Agustus. Kloter-kloter tersebut akan bertolak dari bandara King Abdulaziz, Jeddah.

Adapun untuk jemaah haji gelombang II, pada 20 Agustus 2019 rencananya akan diberangkatkan dari kota Mekah ke Madinah.

Pasalnya, jemaah gelombang II ketika sampai ke Tanah Suci langsung menuju Mekah. Berbeda dengan jemaah gelombang I yang mampir di Madinah terlebih dahulu sebelum menjalankan rangkaian puncak haji di Mekah.

Akhir pemberangkatan jemaah gelombang II dari Mekah ke Madinah dijadwalkan selesai pada 31 Agustus 2019. Adapun awal pemulangan jemaah haji gelombang II ke Indonesia akan dimulai pada 30 Agustus, langsung dari bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah.

Seluruh jemaah haji Indonesia-baik gelombang I dan II diperkirakan bakal kembali ke Tanah Air pada 17 September 2019.

Pada musim haji 2019, Indonesia sejatinya memiliki jatah kuota 231.000 jemaah yang diberikan Pemerintah Arab Saudi. Dimana 214.000 di antaranya adalah jamaah haji reguler, dan sisanya atau sebanyak 17.000 merupakan jemaah haji khusus.

Data Kementerian Agama, total ada 215.377 jemaah haji Indonesia termasuk petugas haji yang mendarat di Tanah Suci. Mereka berasal dari 529 kloter di Indonesia.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini