Resep Kue Nastar Keju Kekinian yang Cocok Buat Lebaran

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jelang hari raya Idul Fitri, ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menambah nuansa kemenangan yang kental. Salah satunya ialah menyiapkan kue kering khas lebaran.

Kue kering seolah menjadi tradisi hari raya yang harus ada di setiap meja untuk menyambut tamu. Namanya pun beragam, mulai dari putri salju, kastengels hingga nastar.

Nah, meski terkenal jadul, kue nastar tetap menjadi primadona dan selalu ditunggu setiap lebaran. Namun, seiring berkembangnya zaman, makin banyak milenial yang memodifikasi resep ini jadi lebih kekinian, seperti nastar keju.

Meski berbalut keju, rasa nastar ini tetap membawamu ke momen spesial lebaran yang selalu dirindukan, lho! Penasaran dengan resepnya? Yuk simak!

Bahan-bahan:

150 gram Mentega

100 gram margarine (blueband)

50 gram gula halus

2 buah kuning telur

50-80 gram keju parut (Cheddar)

2 sdm susu bubuk (Dancow)

1/2 sdt vanili vanila

350 gram tepung terigu protein rendah (kunci biru)

50 gram keju parut untuk taburan (prochis gold)

500 gram selai nanas

Cara membuat:

1. Siapkan semua bahan lalu timbang sesuai resep. Kocok dengan wisker margarine, butter, dan gula halus cukup sampai rata saja.

2. Masukan kuning telur satu persatu sambil di aduk dengan spatula, ya!

3. Masukan tepung terigu, keju parut, susu bubuk dan vanili aduk ratakan dengan spatula.

4. Ambil secukupnya adonan lalu pipihkan di telapak jari, lalu beri selai nanas di bagian tengahnya lalu bulat bulatkan, lakukan begitu terus sampai adonan habis

5. Siapkan loyang kue kering alasi bagian bawahnya dengan kertas baking tata kue nastar di loyang

6. Masukan adonan nastra ke dalam oven yg sudah di panaskan, panggang nastar dengan suhu 150 derajat selama 15 menit

7. Campurkan semua bahan olesan, dinginkan nastar, setelah dingin oleskan nastar dengan bahan olesan sampai merata, lalu taburi atasnya dengan keju parut

8. Masukan kembali adonan nastar ke dalam oven panggang kembali nastar selama 10 – 15 menitan dengan suhu 150 derajat

9. Setelah matang dinginkan nastar hingga suhu ruang, setelah itu baru tata di toples.

Selamat mencoba!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini