Penderita 5 Penyakit Ini Boleh Tidak Puasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Puasa di bulan Ramadan wajib hukumnya bagi semua umat Muslim yang sudah baligh. Tapi, ada beberapa kondisi yang dibolehkan tak puasa.

Untuk tetap mendapat keberkahan selama Ramadan, tak jarang orang yang sedang sakit tetap menjalankan puasa. Padahal, jika tidak dipertimbangkan dengan baik, puasa bisa memengaruhi kondisi kesehatan saat sakit. Maka dari itu, Islam memperbolehkan umatnya untuk tak puasa dalam kondisi tertentu.

Orang sakit boleh tak puasa jika dapat memperburuk kondisi kesehatan atau memperlama penyembuhan penyakit. Misalnya, orang-orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit karena kondisi kronis tertentu atau sedang dalam pemulihan pasca operasi besar. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan.

Berikut beberapa kondisi atau pengidap penyakit yang diperbolehkan untuk tidak puasa:

1. Pengidap gangguan pencernaan akut
Gangguan pencernaan akut seperti kenaikan asam lambung sering dialami saat puasa. Walaupun puasa dapat mengurangi jumlah asam yang dihasilkan, kondisi ini membuat bau makanan kadang membuat otak memerintahkan perut untuk menghasilkan banyak asam. Itulah sebabnya terjadi peningkatan asam lambung, perut jadi mulas, dan mual, sehingga menjadi masalah saat puasa.

Apabila masalah pencernaan yang dialami cukup parah (hingga muntah dan berkeringat dingin) sehingga membutuhkan pengobatan rutin, sebaiknya kamu tidak berpuasa. Bagi orang dengan kondisi ini, puasa dikhawatirkan dapat memicu atau memperparah gangguan pencernaan.

2. Pengidap diabetes
Orang yang mengalami diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol serta ibu hamil dengan gestasional diabetes juga dianjurkan tidak puasa. Sebab, pada pengidap diabetes tipe 1, pankreas tidak sanggup memproduksi insulin. Jika tidak ada insulin dalam tubuh, maka dapat memicu berbagai risiko kesehatan jika kamu berpuasa.

Diabetes yang tidak terkontrol dapat berisiko meningkatkan gula darah mendadak (hiperglikemia). Walau bulan Ramadan dikenal sebagai momen untuk menahan hawa nafsu makan, tidak jarang orang bertambah gemuk selama bulan ramadhan karena makan berlebih saat berbuka. Inilah yang dapat meningkatkan kadar gula darah dalam waktu singkat.

3. Migrain atau Vertigo yang sulit dikendalikan
Gangguan migrain atau vertigo saat berpuasa sering terjadi akibat dari dehidrasi dan kelaparan, tidur yang tidak cukup, hingga beraktivitas terlalu lama di bawah terik matahari tanpa perlindungan. Jika kamu masih bisa mengendalikan sakit kepala dengan penyesuaian gaya hidup yang tepat, dengan memperbanyak minum saat sahur dan berbuka dan mengusahakan cukup istirahat, mungkin kamu masih bisa berpuasa.

Jika sakit kepala yang kamu alami tidak terkontrol, kamu diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Kadang, kondisi ini bisa makin parah pada beberapa orang jika mereka tidak makan atau minum obat tepat waktu.

4. Pengidap gangguan pernapasan akut
Jika seseorang mengalami gangguan pernapasan akut seperti asma akut atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) yang membutuhkan pengobatan rutin dan tepat waktu, maka boleh tidak berpuasa. Namun, pengidap asma ringan masih boleh puasa dan menggunakan inhaler kapan pun diperlukan selama puasa. Karena inhaler asma tidak diklasifikasikan sebagai makanan atau minuman, sehingga diperbolehkan selama puasa.

5. Gangguan hati dan ginjal
Seseorang yang mengalami gangguan hati dan ginjal juga tidak diwajibkan untuk berpuasa. Dikhawatirkan jika memaksakan berpuasa, penyakitnya justru semakin parah. Penderita ginjal akut yang harus menjalani cuci darah juga tidak diwajibkan berpuasa. Justru, mereka harus mengonsumsi hormon insulin setiap harinya dan menjalani diet pola makan sesuai instruksi dokter.

Reporter: Mala Komala

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini