MATA INDONESIA, JAKARTA-Salah satu keistimewaan Ramadan adalah adanya satu malam yang diberkahi yang dikenal dengan Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun).
Jumhur ulama berpendapat, malam itu terjadi pada 10 hari terakhir Ramadan. Apalagi pada malam-malam ganjil, semisal malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beribadah pada Lailatul Qadar semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu” (HR Bukhari).
Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan beberapa saran agar Muslimin dapat meraih kemuliaan Lailatul Qadar. Pertama-tama, bayangkanlah Ramadan kali ini sebagai yang terakhir dalam hidup kita. Dengan anggapan demikian, insya Allah kita dapat sungguh-sungguh serius dalam melalui setiap menit, jam, dan hari sepanjang bulan suci. Kita akan merasa rugi bila melewati waktu tanpa beribadah kepada Allah SWT.
Fokusnya bukan sekadar satu malam, melainkan seluruh malam pada bulan suci. Dengan begitu, Lailatul Qadar tak akan terlalaikan. “Anggap ini Ramadan terakhir. Ingat, manusia mati tidak membawa apa-apa kecuali amal,” kata UAS, mengutip Republika.
Tips selanjutnya dari UAS agar seorang Mukmin mendapatkan Lailatul Qadar ialah tobat. Menurut suatu hadis, selama Ramadan Allah SWT membuka lebar pintu ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang ikhlas bertobat.
Siapkan hati dengan penuh kerendahan diri di hadapan-Nya. Ingat lagi bagaimana kita melalui hari-hari dalam kehidupan ini. Betapa banyak dosa dan kesalahan yang sudah dilakukan.
“Merasa diri banyak dosa-dosa, bersimpuh memohon ampunan-Nya,” ujar alumnus Universitas al-Azhar itu.
Seyogianya kita menyadari, Ramadan adalah kesempatan untuk melakukan tobat nasuha. Apalagi, dalam 10 malam terakhir bulan suci. Kita pun mesti optimistis. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Sabda Nabi SAW, “Allah lebih senang pada tobatnya seorang hamba yang bertobat melebihi senangnya orang kehausan yang menemukan air.”
Semangat “Ramadan terakhir” dan kesungguhan bertobat adalah dorongan yang kuat untuk memperbanyak amalan sunah. Agar upaya maksimal, UAS menyarankan agar Muslimin mengurangi tidur dalam 10 malam terakhir Ramadhan. Dengan begitu, waktu untuk beribadah pun semakin banyak.
Di luar puasa dan amalan-amalan wajib lainnya, Muslimin pun dianjurkan untuk mempersering ibadah sunah. Misalnya, tadarus Alquran, shalat tarawih, witir, dan sebagainya. Begitu pula dengan shalawat dan zikir. “Sahabat Nabi SAW, Abu Hurairah, bertasbih dua ribu kali semalam,” ujar UAS.
Tak harus di masjid. Rumah pun dapat menjadi tempat menanti kemuliaan malam Lailatul Qadar. Semoga kita semua diridhai-Nya untuk meraih hal itu!