Partai Kongres India Akan Tetapkan Ketua Non-Gandhi Pertama Setelah 25 Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Partai Kongres oposisi utama India kemungkinan akan memilih presiden partai baru dari luar dinasti Nehru-Gandhi untuk pertama kalinya dalam hampir 25 tahun.

Partai tersebut kini mencari pengaturan ulang menjelang pemilihan berikutnya untuk bersaing dengan Perdana Menteri Narendra Modi.

Partai yang telah terbentuk sejak 137 tahun lalu selama perjuangan India merdeka dari Inggris, Kongres harus menelan kekalahan dari Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) dalam dua pemilihan umum terakhir.

Banyak pemimpin senior Kongres telah berhenti untuk membentuk partai mereka sendiri atau bergabung dengan BJP. Mereka menyalahkan kepemimpinan kongres yang lemah dari Rahul Gandhi. Rahul merupakan putra presiden partai yang sakit Sonia Gandhi, yang mengambil alih kepemimpinan sementara pada tahun 2019.

Partai tersebut telah memerintah India di sebagian besar sejarah kemerdekaan India. Pemimpin partai tersebut sebagian besar berasal dari keluarga Gandhi.

Sekitar 9.000 delegasi partai akan memilih presiden baru. Loyalis keluarga Gandhi Ashok Gehlot, kepala menteri negara bagian Rajasthan, dan Shashi Tharoor, seorang anggota parlemen dari negara bagian selatan Kerala dan mantan pejabat tinggi PBB, dapat mengajukan nominasi minggu ini.

Melansir dari Reuters, Sekretaris Otoritas Pemilu Kongres Pranav Jha mengatakan “Otoritas pemilu partai memulai proses pemilu pada 22 September 2022 dan pemungutan suara akan terlaksana pada 17 Oktober jika ada lebih dari satu kandidat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini