MATA INDONESIA, JAKARTA – Kerumunan fans sepakbola di sejumlah stadion yang menggelar pertandingan Euro 2020 ataupun di pub, bar, restoran yang mengadakan nonton bareng, menjadi alasan di balik meningkatnya kasus infeksi Covid-19 di Eropa saat ini. Hal ini dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengatakan bahwa gelombang baru pandemi virus yang telah menyebabkan 3,9 juta jiwa meninggal dunia itu seharusnya dapat dihindari jika panitia pelaksana dan supporter sepakbola menerapkan protokol kesehatan.
Untuk diketahui, jumlah kasus baru infeksi virus corona di Eropa meningkat 10 persen. Hal ini dipicu oleh kerumunan penonton di kota-kota penyelenggara Euro 2020, perjalanan jarak jauh, serta pelonggaran pembatasan sosial.
“Kita perlu melihat lebih dari sekadar stadion itu sendiri. Peristiwa kecil terus-menerus inilah yang mendorong penyebaran virus,” kata petugas darurat senior WHO, Catherine Smallwood, melansir Reuters, Kamis, 1 Juli 2021.
“Kita perlu melihat bagaimana orang-orang sampai di sana, apakah mereka bepergian dengan konvoi bus besar yang penuh sesak? Dan ketika mereka meninggalkan stadion, apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai untuk menonton pertandingan?” sambungnya.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyebut keputusan badan sepak bola Eropa UEFA untuk mengizinkan kerumunan besar di Euro 2020 sama sekali tidak bertanggung jawab.
Sementara pihak UEFA dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa langkah-langkah mitigasi di tempat tuan rumah sepenuhnya selaras dengan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan masyarakat setempat yang kompeten.
Peningkatan kasus COVID-19 baru terjadi karena varian virus Delta –yang pertama kali teridentifikasi di India, yang lebih menular menyebar secara masif ke seluruh wilayah Eropa.
Hampir 2 ribu warga
yang menyaksikan Euro 2020 terinfeksi COVID-19. Mayoritas dari mereka menonton pertandingan penyisihan grup melawan Inggris di London pada 18 Juni, kata pihak berwenang Skotlandia (30/6).
Peningkatan infeksi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa gelombang ketiga dapat menyebar ke seluruh penjuru Eropa pada musim gugur jika orang tidak divaksinasi.
“Kekhawatiran akan lonjakan musim gugur masih ada, tetapi apa yang kami lihat saat ini adalah bahwa itu mungkin datang lebih awal,” kata Smallwood.