MATA INDONESIA, SAN FRANSISCO – Pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr tak bisa menyembunyikan perasaan emosionalnya saat melakoni jumpa pers. Dia membahas soal penembakan di Sekolah Dasar Robb, Uvalde, Texas.
Penambakan brutal itu menewaskan 19 siswa rentang usia 7-10 tahun serta dua orang guru. Remaja 18 tahun, Salvador Ramos tanpa ampun membunuh bocah-bocah tak bersalah itu dengan dingin.
Kerr, yang punya sejarah kelam dengan kasus penembakan, emosional ketika menjalani sesi jumpa pers jelang pertandingan playoff NBA. Bahkan, dia menolak membahas soal pertandingan basket dan fokus ke penembakan sadis di SD Robb, Uvalde, Texas.
Kerr punya pengalaman buruk soal penembakan. Ayahnya menjadi korban penembakan di Universitas American, Beirut, Lebanon tahun 1984. Dia ditembak orang tak dikenal.
“Dalam 10 hari terakhir, ada orang tua kulit berwarna yang dibunuh di supermarket di Buffalo. Kemudian orang Asia dibunuh di California Selatan. Sekarang, ada anak-anak dibunuh di sekolah,” ujar Kerr, dikutip dari Marca.
“Kapan kita akan melakukan sesuatu? Saya lelah. Saya sangat lelah datang ke sini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang hancur di luar sana. Saya bosan harus mengheningkan cipta. Cukup,” katanya.
“Saya ingin setiap orang di sini, setiap orang yang mendengarkan ini, memikirkan anak atau cucu Anda sendiri, ibu atau ayah, saudara perempuan atau laki-laki. Bagaimana perasaan Anda jika ini terjadi pada Anda hari ini? Kita tidak boleh mati rasa. Kita tidak bisa hanya membaca berita dan turut mengheningkan cipta,” ungkapnya.