MATA INDONESIA, JAKARTA – Penggalangan dana kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) cukup kuat karena cenderung mandiri dan mampu mencari dana dari dalam negeri. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa karakter anggota JI yang militant juga berpengaruh terhadap upaya penggalangan dana.
“JI lebih rapi, organisasi militan, penggalangan dan bisnisnya cukup kuat. Sementara JI mampu mandiri mencari dana dari dalam negeri,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Kamis 25 Maret 2021.
Stanislaus juga mengemukakan bahwa saat ini kelompok teroris JI lebih kuat dari kelompok teroris lain seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Hal ini dipengaruhi oleh memudarnya kekuatan ISIS yang berdampak pada pergerakan JAD.
Hal ini pun berpengaruh terhadap proses penggalangan dana untuk kegiatan terorisme.
“Dana dan logistik ini sangat penting, tanpa dana atau logistik organisasi dan aksi tidak akan jalan, kecuali aksi nekat dan serampangan,” kata Stanislaus.
Polri pernah mengungkapkan bahwa sistem pengumpulan dana oleh kelompok teroris JI cenderung menggunakan kotak amal. Hal ini dikemukakan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono.
“Setiap penarikan atau pengumpulan uang Infaq dari kotak Amal (Bruto/ jumlah kotor), sebelum dilaporka atau audit sudah dipotong terlebih dahulu untuk alokasi Jamaah, sehingga Netto/ jumlah bersih yang didapatlah yang dimasukkan ke dalam laporan audit keuangan,” kata Irjen Pol Argo Yuwono.
Tidak hanya dari kotak amal, Argo juga mengatakan bahwa JI mengumpulkan dana dari yayasan. Ada dua tipe yayasan yang menjadi sumber pengumpulan dana kelompok JI. Di antaranya, yayasan pengumpulan infaq umum yakni dengan menggunakan metode kotak amal, yayasan pengumpul infaq khusus yakni metode pengumpulan dana yang dilakukan secara langsung.