Waspada, KST Papua Jadikan Masyarakat Sebagai Tameng untuk Mendapatkan Dukungan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis dan teroris (KST) Papua kembali berulah sehingga aksi baku tembak antara kelompok tersebut dengan aparat TNI-Polri tidak terelakkan. Akibat insiden ini, seorang perempuan tertembak pada Selasa 9 November 2021 lalu.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa KST Papua sengaja melakukan teror agar bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat. Maka, aparat keamanan harus mewaspadai motif ini agar masyarakat tidak lagi menjadi korban.

“KST Papua melakukan teror dan menjadikan masyarakat sebagai korban supaya masyarakat mendukung mereka. Aparat keamanan harus melakukan upaya maksimal agar masyarakat terlindungi dan aman dari gangguan KST Papua. Di daerah-daerah yang potensi ancamannya tinggi jika perlu diperkuat dengan aparat keamanan,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Minggu 14 November 2021.

Sementara itu, Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan menegaskan bahwa insiden baku tembak tersebut bermula saat TNI-Polri tengah mendeteksi keberadaan KST Papua yang masuk ke kota Intan Jaya. Saat berupaya mencegah, baku tembak justru terjadi.

“Benar adanya kontak tembak di wilayah Mamba yang mana pada saat itu TNI-Polri melihat pergerakan KST Papua yang ingin masuk ke kota namun, terpantau oleh personel yang berada di ring dua pengamanan kota,” kata Sandi.

Akibatnya seorang warga tertembak namun beruntung nyawanya masih bisa tertolong. Adapun, korban saat ini masih berada di Rumah Sakit Timika dan menjalani perawatan medis.

Polisi memastikan bahwa korban selamat dan menepis semua informasi yang menyatakan bahwa korban meninggal. Hal ini sudah ditegaskan oleh Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini