MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam Buku Ideologi Kaum Fundamentalis karya A. Dwi Hendro Sunarko dan Abdul Ghopur, dijelaskan kelompok fundamentalis identik dengan sebuah pergerakan agama yang cenderung radikal. Salah satu wujudnya terlihat dari pemahaman konsep jihad dalam perjuangannya. Mengacu pada hal tersebut, maka kelompok fundamental berpotensi menjadi wadah aman bagi teroris.
Pengamat intelijen dan terorisme Ridlwan Habib menegaskan sebuah kewajaran bila teroris menganggap kaum fundamental sebagai wadah yang aman.
“Wajar karena bisa menjadi sarana perekrutan atau kaderisasi melalui kelompok fundamental,” kata Ridlwan Habib kepada Mata Indonesia News, Selasa 23 Februari 2021.
Selain bisa dijadikan sarana untuk kaderisasi, para teroris tentu nyaman bila berada dalam satu lingkup dengan kelompok yang memiliki pemahaman yang sama yaitu radikal.
Ridlwan menilai para teroris akan mencari kelompok yang memiliki pemahaman serupa tentang aksi teror sehingga kelompok fundamental dinilai sebagai wadah yang tepat.
“Kelompok teror tidak mencari kader yang berasal dari awam, mereka akan mencari yang memiliki kesamaan passion terhadap terorisme,” kata Ridlwan.
Celah inilah yang dimanfaatkan oleh para teroris untuk berkamuflase di balik kelompok fundamental. Maka pengawasan dan deteksi dini dari TNI dan Polri menjadi salah satu upaya untuk memantau pergerakan para teroris.
Kondisi pandemi Covid-19 seperti ini juga kerap dimanfaatkan oleh kelompok teroris sehingga aparat penegak hukum tidak boleh lengah sedikitpun.