MATA INDONESIA, JAKARTA – Ahli epidemiologi Pandu Riono heran dengan kondisi penanganan Covid19 di DKI Jakarta yang kasus positif maupun angka kematiannya terus meningkat padahal data menunjukkan sebagian penduduk Jakarta menahan diri tidak bepergian.
“Ternyata tren jumlah tes turun, tren kasus turun bisa saja karena tes turun. Tren hospitalisasi meningkat, kematian belum banyak berubah,” begitu pernyataan Pandu yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 16 Februari 2021.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, menurut Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI (FKMUI), jumlah orang Jakarta yang bepergian pada Februari 2020 bahkan lebih besar dari tahun ini.
Tahun lalu sekitar 58 persen penduduk Jakarta keluar rumah, sedangkan Februari tahun ini hanya sekitar 54 persen saja.
Sementara penambahan kasus baru meningkat tidak terkira meski sejak akhir Januari 2021 angkanya mulai turun.
Maka, Pandu menyarankan menegakkan skema tes-lacak-isolasi sebagai sebuah kesatuan yang baik.
Dia kembali menekankan peran serta masyarakat agar ditingkatkan. Jika dipercayakan kepada anggota TNI maupun polisi, pelacakan tersebut akan kontraproduktif karena bisa tidak berkelanjutan.
Pandu menganjurkan pemerintah memobilisasi para kader di tingkat RW maupun kelurahan untuk menyukseskan paket tes-lacak-isolasi.
Upaya itu juga harus dibarengi dengan pengurangan stigma negatif dan diskriminasi terhadap mereka yang pernah terinfeksi Covid19.