MATA INDONESIA, PALEMBANG – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mempersilakan keluarga santri yang tewas akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Gontor memprosesnya secara hukum.
Namun, Wapres mengharapkan pemerintah harus mulai mencari tahu mengapa kekerasan bisa terjadi di pondok ternama tersebut.
“Dulu, ini (penganiayaan–Red) tidak ada,” ujar Ma’ruf di Palembang, Rabu 7 September 2022.
Dia menegaskan, Pondok Pesantren seharusnya mendidik santrinya menjadi manusia berakhlak mulia dengan memberi pengetahuan Agama Islam.
Seperti viral beberapa hari belakangan, seorang santri tewas karena diduga dianiaya oleh sesama santri di pondok tersebut.
Namun, viralnya informasi itu sangat berselang jauh dari peristiwanya yang terjadi pada 22 Agustus 2022.
Sedangkan, kasus tersebut viral setelah pengacara top Hotman Paris Hutapea mengungkapkan melalui vlog di akun media sosialnya.
Barulah, pengurus Pondok Gontor membuat keterangan membenarkannya dan dinyatakan pelaku penganiayaan sudah dikeluarkan dan dikembalikan ke orang tua masing-masing.
Bahkan hingga tulisan ini dibuat tidak laporan polisi dari Pondok Gontor atas peristiwa naas itu.
Namun, polisi terus menyelidikinya hingga bisa terungkap motif penganiayaan tersebut.