MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Boris Johson segera mengumumkan berakhirnya pembatasan masyarakat pada 19 Juli 2021 dan mengungkapkan kepada masyarakatnya untuk belajar hidup dengan Virus SARS-Cov-2 seperti terhadap flu.
Dalam pengumuman yang akan dilakukan Senin 5 Juli ini, warga Inggris tidak akan lagi diwajibkan mengatur jarak, memakai masker bekerja dari rumah, yang semua itu mereka sebut sebagai Hari Kebebasan akhir bulan.
Setelah pengumuman itu, setiap individu justru menilai sendiri risiko berhadapan dengan virus yang umum disebut Corona tersebut.
“Berkat keberhasilan program vaksinasi kami, kami maju dengan hati-hati melalui peta jalan kami. ‘Hari ini kami akan menjelaskan bagaimana kami dapat memulihkan kebebasan orang ketika kami mencapai Langkah 4,” ujar Johnson seperti dikutip Dialy Mail, Senin 5 Juli 2021.
Namun, Perdana Menteri Inggris itu menegaskan bahwa pandemi belum berakhir dan kasus akan terus meningkat selama beberapa minggu mendatang. Itu sebabnya, warga Inggris diminta belajar hidup dengan virus tersebut dan mengelola sendiri risiko yang diakibatkannya.
Inggris sudah menyuntikkan vaksin Covid19 kepada lebih dari 60 persen penduduknya yang berjumlah hampir 56 juta jiwa itu.
Angka kasus harian Covid19 memang terbilang masih tinggi terutama pada 4 Juli kemarin mencatat 24.248 kasus harian.
Namun, angka kematian akibat Covid19 sangat rendah yaitu hanya 15 kematian tercatat pada tanggal yang sama. Angka itu sangat rendah sejak 11 April 2021 yang saat itu mencatat 23 kematian akibat Covid19.
Begitu juga dengan jumlah mereka yang dikirim ke rumah sakit akibat Covid19 menurun drastis dibandingkan Januari 2021 pernah mencatat 4.500 orang dalam satu hari. Pada 29 Juni 2021 tercatat tinggal 358 orang yang masuk rumah sakit karena Covid19.
Menuru Johnson kondisi seperti itu karena keberhasilan vaksinasi Covid19 yang mereka lakukan.