Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun, Guru: Terima Kasih Binda Kaltara!

Baca Juga

MATA INDONESIA, TARAKAN – Penyebaran virus Covid-19 semakin hari kian masif dan mudah menyerang anak-anak. Namun hak pendidikan anak tetap harus diberikan dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan anak.

Dasar itulah yang membuat Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) gencar melaksanakan program vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun. Program ini merupakan wujud dukungan atas menyukseskan pembelajaran tatap muka terbatas pada peserta didik akibat pandemi Covid-19.

Program ini pun disambut baik oleh segenap tenaga pendidik di Kaltara. Seperti yang disampaikan Sukayat S.Pd, guru kelas 6 di SDN 006 Kampung Empat, Tarakan Tengah, yang menyebut bahwa pelaksanaan vaksinasi massal anak usia 6-11 tahun ini merupakan upaya positif pemerintah melindungi anak-anak Indonesia dari penyebaran Covid-19.

“Mudah-mudahan anak-anak kita, khususnya siswa SDN 006 Tarakan memiliki kekebalan tubuh sehingga terhindar dari Covid-19. Pasca divaksin juga membuat anak-anak tidak bisa menularkan virus saat pelaksanaan pembelajaan tatap muka,” kata Sukayat kepada wartawan di Tarakan, Kamis 30 Desember 2021.

Ia mengungkapkan, tercatat ada 1100 orang yang mengikuti kegiatan vaksinasi massal yang dilaksanakan Binda Kaltara di SDN 006 Tarakan. “Jumlah tersebut membuktikan begitu luar biasanya antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Kami pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas terlaksananya kegiatan hari ini,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Sekolah SDN 005 Tarakan, Agung Yudana S.Pd yang turut mengapresiasi Binda Kaltara yang menginisiasi program vaksinasi kali ini. “Beribu terima kasih atas dukungan Binda Kaltara. Ini bentuk antisipasi dari pihak pemerintah mengurangi penyebaran virus Covid-19 di Tarakan,” katanya seraya menyebut ada 442 siswanya yang divaksin dosis 1 kali ini.

“Vaksinasi massal ini upaya yang sangat bagus untuk melindungi anak-anak dan bentuk dukungan agar pembelajaran tatap muka berlangsung efektif,” ujarnya lagi.

Berdasarkan informasi yang diterima, Binda Kaltara pada hari ini melakukan suntik vaksin terhadap ribuan siswa yang berasal dari sejumlah sekolah, antara lain SDN 005 Tarakan Tengah, SDN 020 Sebengkok, SDN 004 Kampung Empat, SDN 024 Karang Anyar, SDN 043 Juata Kerikil. Selain para siswa yang hadir juga ada yang berasal dari sekolah lain.

Dalam kegiatan vaksinasi kali ini, Binda Kaltara bekerja sama dengan tenaga medis puskesmas setempat, serta dinas pendidikan menggunakan vaksin jenis Sinovac. Siswa yang selesai divaksinasi harus diobservasi dulu untuk melihat apakah ada gejala yang dialami.

Untuk diketahui, program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Provinsi Kaltara merupakan implementasi dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yakni memerintahkan jajarannya untuk mengoptimalkan vaksinasi agar dapat melindungi anak-anak dari penyebaran Covid-19 baik varian lama maupun varian baru.

Jokowi pun mengingatkan agar penyuntikan vaksin Covid-19 diperhatikan sebab anak-anak juga harus mendapatkan imunisasi lainnya.

Reporter: Puji Christianto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini