MATA INDONESIA, NEW YORK – Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (AS) secara resmi mengizinkan penggunaan vaksin satu dosis Johnson & Johnson pada 22 Februari 2021.
Vaksin ini akan menjadi vaksin versi yang lebih hemat jika dibandingkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, terlebih lagi tidak perlu disimpan dalam freezer, cukup disimpan pada lemari es saja.
Menurut data penelitian yang tersebar, vaksin Johnson & Johnson, 85 persen efektif melawan penyakit serius yang diakibatkan dari Virus Corona. Bahkan, vaksin ini juga efektif melindungi tubuh dari virus varian baru Afrika Selatan, namun masih kurang efektif dalam melindungi dari varian Brazil. Vaksin yang dibuat oleh perusahaan Belgia, Janssen ini merupakan vaksin ketiga yang mendapatkan izin di AS.
Para Lembaga Kesehatan sudah lama menunggu vaksin satu dosis ini untuk mempercepat vaksinasi melawan virus Corona dan mutasinya yang mengkhawatirkan. Menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus, Johns Hopkins, hingga 27 Februari 2021, sudah lebih dari 28,5 juta orang Amerika yang telah terinfeksi Covid-19 dan hampir 512.000 orang meninggal karena penyakit tersebut.
“Berita menggembirakan bagi semua masyarakat Amerika,” Ujar Presiden Joe Biden, “Saya ingin menegaskan, pertarungan ini masih jauh dari kata selesai,” lanjutnya ketika ia menghimbau semua masyarakat Amerika untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan, tidak berdekatan dan tetap pakai masker. Menurutnya, keadaan justru cenderung lebih buruk dari sebelumnya karena ada varian baru yang menyebar.
Pada akhir Maret 2021, Johnson & Johnson akan dikirimkan sebanyak 20 juta dosis ke AS, dan 100 juta pada musim panas. Perusahaan ini juga sedang berusaha membuat otorisasi untuk penggunaan darurat vaksin di Eropa dan WHO. Saat ini, tidak ada kasus kematian diantara peserta penerima vaksin setelah 28 hari pascavaksin.
Sejauh ini satu-satunya negara lain yang menyetujui otoritas vaksin Johnson & Johnson untuk penggunaan darurat adalah Bahrain, sebab vaksin ini hanya membutuhkan sedikit tenaga medis karena dosisnya yang hanya satu. Tetapi, meski belum memberikan otoritas resmi, Inggris sudah memesan vaksin tersebut sebanyak 30 juta dosis, Uni Eropa sebanyak 200 juta dosis, Kanada 38 juta dosis dan negara-negara Covax sebanyak 500 juta dosis.
Selain itu, virus ini juga dinilai tidak berbahaya karena menggunakan virus flu biasa yang telah direkayasa, virus tersebut juga membawa sebagian kode genetik virus corona ke dalam tubuh dan membantu tubuh untuk mengenali ancaman dari virus Corona. Sehingga, vaksin tersebut akan melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus itu. Mirip engan vaksin yang dibuat oleh Oxford dan AstraZeneca.
Reporter : Anggita Ayu Pratiwi