MATA INDONESIA, JAKARTA – PSSI digugat perusahaan Belgia, Target Eleven ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terkait utang sejumlah 43 juta Euro atau sekitar 672 miliar Rupiah.
Awalnya, Target Eleven dan PSSI bekerja sama mengembankan dua level kompetisi di Indonesia pada 2011 silam. Perwakilan mereka datang ke Indonesia pada 2013 sebelum akhirnya sepakat kerja sama meningkatkan profesionalisme sepak bola.
“Disepakati remunerasi tetap dan variabel lain, yang tergantung pada kontrak komersial yang harus kami tandatangani seperti perjanjian sponsor dan hak siar televisi. Juga mengadakan pembicaraan dengan kelompok televisi yang akan menghasilkan kontrak 10 tahun dengan jumlah total 1,5 miliar dolar AS, tetapi Federasi Indonesia tidak memenuhi komitmen keuangannya karena masalah internal,” kata Direktur Target Eleven, Patrick Mbaya.
Kerja sama ini tidak berjalan mulus karena banyak masalah yang dialami sepak bola Indonesia, mulai dari dualisme federasi dan kompetisi, pengaturan skor hingga sanksi dari FIFA pada 2015.
Alhasil, pembayaran PSSI ke Target Eleven mandek. Kemudian, Target Eleven melaporkan PSSI ke CAS pada 9 Juni 2021. PSSI sempat merespons akan menyelesaikan masalah tersebut, tapi tak ada kabar lagi dalam kurun waktu berbulan-bulan.
“Jumlah yang harus dibayar memang signifikan dan itu karena pekerjaan yang sudah dilakukan (Target Eleven) selama beberapa tahun dan kompensasi atas hilangnya pendapatan berdasarkan kontrak utama yang seharusnya kami tandatangani untuk liga, seperti hak siar televisi sebesar 1,5 miliar atau 150 juta USD/tahun,” ujarnya.