MATA INDONESIA, JAKARTA – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menolak usulan resolusi perpanjangan embargo senjata dari AS untuk Iran pada Jumat 14 Agustus 2020.
Presiden Iran Hassan Rouhani pun menilai keputusan tersebut sebagai suatu kekalahan yang memalukan.
“Saya tidak mengingat bahwa AS menyiapkan sebuah resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran. Namun keberhasilan terbesar adalah ketika AS kalah dengan penghinaan dalam konspirasi ini,” ujar Rouhani dalam pidatonya, yang disiarkan di televisi.
Seperti diketahui, dalam voting yang dilakukan oleh anggota DK, Rusia dan Cina menolak, sementara 11 negara anggota lainnya, termasuk Indonesia, Prancis, Jerman, dan Inggris memilih abstain. Cuma AS dan Republik Dominika yang memberi suara setuju.
Kini AS dapat menggunakan ancaman untuk memicu kembali dijatuhkannya semua sanksi PBB terhadap Iran dengan ketentuan dalam kesepakatan nuklir, atau disebut sebagai snapback.
Para diplomat mengatakan bahwa AS mungkin akan melakukan hal tersebut secepatnya pada pekan depan, namun negara itu akan mendapatkan perlawanan keras dan sulit.
Sebelumnya dalam perjanjian nuklir Iran ini telah didukung oleh Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan Cina. Sementara AS yang awalnya mendukung, malah menarik diri pada 2018.