UNICEF Imbau G7 Sumbangkan Vaksin untuk Skema COVAX

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK Kepala Organisasi UNICEF meminta kelompok G7 untuk menyumbangkan pasokan vaksin untuk skema vaksin COVAX sebagai tindakan darurat untuk mengatasi kelangkaan vaksin yang disebabkan oleh gangguan ekspor vaksin dari India.

Sebagai catatan, COVAX merupakan skema pengembangan virus yang digalang oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk diberikan kepada 92 negara miskin di dunia.

India telah mengekang ekspor vaksin AstraZeneca (AZN.L) yang dibuat oleh Serum Institute India (SII), yang telah dijaminkan untuk COVAX, untuk digunakan oleh negara tersebut saat memerangi gelombang infeksi kedua yang masif.

Badan PBB UNICEF, yang bertugas memasok vaksin virus corona melalui COVAX, memperkirakan kekurangan pasokan sebanyak 140 juta dosis pada akhir Mei dan sekitar 190 juta pada akhir Juni.

“Berbagi dosis berlebih yang tersedia dengan segera adalah langkah penghentian minimum, penting dan darurat, dan itu diperlukan saat ini,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore menambahkan, ini dapat membantu mencegah negara-negara yang rentan menjadi hotspot global berikutnya, melansir Reuters, Senin, 17 Mei 2021.

Saat para pemimpin G7 bersiap untuk bertemu di Inggris bulan depan, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengecam bencana moral dari ketidakadilan vaksin.

WHO juga mendesak negara-negara kaya untuk menyumbangkan dosis daripada menggunakannya untuk anak-anak yang kurang rentan terhadap penyakit parah.

Mengutip penelitian baru dari perusahaan informasi dan analitik ilmiah Airfinity, UNICEF’s Fore mengatakan bahwa negara-negara G7 dapat menyumbangkan sekitar 153 juta dosis jika mereka hanya membagikan 20 persen dari pasokan yang tersedia selama bulan Juni, Juli, dan Agustus.

COVAX, dijalankan bersama oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI, sangat bergantung pada suntikan AstraZeneca, yang menyumbang sebagian besar vaksin yang dialokasikan untuk peluncuran awal karena berupaya menyediakan 2 miliar dosis tahun ini.

UNICEF mengatakan bahwa pembatasan manufaktur lain di luar India juga telah menghambat pasokan dosis COVAX. Namun, penundaan itu diharapkan dapat diselesaikan pada akhir Juni.

Sejak ditetapkan sebagai pandemi global, virus corona telah menelan 3,394,341 jiwa dengan kasus mencapai angka 163,750,720. Amerika Serikat masih menjadi negara teratas di dunia jumlah kasus tertinggi, disusul India, Brasil, Prancis, dan Turki, berdasarkan datavdari Worldometer.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini