MATA INDONESIA, HOUSTON – Ukraina makin sendirian. Setelah NATO tak mau membantu Ukraina saat diserang Rusia, kali ini soal embargo minyak Rusia yang diusulkan Amerika Serikat ternyata tak mendapat tanggapan dari negara-negara Eropa.
Negara yang tergabung dalam Uni Eropa berfikir dua kali untuk memberlakukan embargo terhadap minyak Rusia. Dalam pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan para pemimpin Eropa, usulan itu tak mendapat respons dari negara-negara Eropa.
”Embargo minyak Rusia semacam itu bisa menjadi jurang bagi masalah pasokan global,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, seperti kutipan dari The Business Times, Minggu, 27 Maret 2022.
Uni Eropa dan sekutunya tetap memberlakukan serangkaian tindakan terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya. Dengan sedikit meredanya konflik, negara-negara Eropa sekarang lebih fokus kembali ke apakah pasar akan mampu menggantikan barel Rusia yang terkena sanksi. “Optimisme beberapa negara terkait adanya gencatan senjata di Ukraina. Namun itu juga membuat harga minyak naik,” kata Analis Pasar Senior Hargreaves Lansdown Susannah Streeter.
Produksi minyak dunia selama sebulan terakhir ini terganggu setelah Rusia menyerang Ukraina. Selain itu, semakin bertambah ketika di Yaman terjadi konflik setelah kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyerang sejumlah kilang mintak di wilayah itu. Akibatnya pasokan minyak dari Timur Tengah berkurang dan hanya Rusia yang bisa menyediakan pasokan minyak ke Eropa.