MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Pejabat Thailand memastikan bahwa pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta, pada Sabtu (23/4). Pertemuan ini akan menjadi perjalanan dan pertemuan luar negeri pertama sang pimpinan junta militer setelah merebut kekuasaan.
Sebuah kelompok yang terdiri dari 45 organisasi non-pemerintah Asia Tenggara mengatakan bahwa kehadiran Min Aung Hlaing di KTT ASEAN sama saja memberikan legitimasi untuk genosida yang dilakukan oleh rezim militer terhadap warga dan rakyatnya.
Kelompok ini pun mendesak para pemimpin ASEAN untuk memasukan anggota parlemen Myanmar yang digulingkan oleh militer untuk menghadiri pertemuan di Jakarta.
“Para pemimpin ASEAN tidak akan dapat mencapai apa pun pada KTT ini untuk menyelesaikan krisis saat ini tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan perwakilan sah rakyat Myanmar,” kata LSM dalam sebuah surat yang diterbitkan di media sosial, melansir Reuters, Jumat, 23 April 2021.
Sejauh ini, junta militer Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berdialog dengan anggota pemerintah yang digulingkan. Junta militer juga menuduh beberapa dari mereka melakukan pengkhianatan yang berpotensi dihukum mati.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi berharap KTT ASEAN yang akan digelar di Indonesia, pada 24 April akan membuka jalan bagi soft landing permasalahan yang tengah dialami Myanmar.
Pertemuan tatap muka di Jakarta nanti merupakan upaya internasional pertama untuk meredakan krisis di Myanmar – di mana pasukan keamanan telah membunuh ratusan pengunjuk rasa pro-demokrasi dan menangkap ribuan demonstran sejak kudeta yang terjadi pada 1 Februari.
KTT ASEAN nanti juga sekaligus ujian bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, yang secara tradisional menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal negara anggota dan beroperasi berdasarkan konsensus.
Sebagaimana diketahui, salah satu prinsip ASEAN adalah non-interference atau dengan kata lain tidak mencampuri urusan dalam negeri antar sesama anggota.
“Cina akan menjaga komunikasi yang erat dengan ASEAN, dan terus menangani setiap pekerjaan yang terkait dengan Myanmar dengan caranya sendiri,” kata Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi.