MATA INDONESIA, BEIJING – Cina dan Rusia mengumumkan persahabatan strategis yang mendalam dan tanpa batas. Pengumuman ini seolah menasbihkan bahwa kedua negara kini bermusuhan dengan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh dua pemimpin negara, Vladimir Putin dan Xi Jinping, di Beijing, Cina. Presiden Xi Jinping menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Dalam pernyataan bersama, kedua negara menegaskan bahwa hubungan baru mereka lebih unggul daripada aliansi politik atau militer mana pun di era Perang Dingin.
“Persahabatan antara kedua negara tidak memiliki batas, tidak ada bidang kerja sama yang ‘dilarang’,” demikian bunyi pernyataan bersama itu, melansir Newsdelivers, Sabtu, 5 Februari 2022.
Pernyataan bersama juga mengumumkan rencana untuk bekerja sama di sejumlah bidang termasuk kedirgantaraan, mengatasi perubahan iklim, kecerdasan buatan, dan kontrol Internet.
Moskow dan Beijing juga telah menyuarakan penentangan mereka terhadap aliansi AUKUS antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat, dengan mengatakan hal itu meningkatkan bahaya perlombaan senjata di wilayah tersebut.
Cina bergabung dengan Rusia dalam menyerukan diakhirinya ekspansi NATO dan mendukung permintaannya akan jaminan keamanan dari Barat—masalah di jantung konfrontasi Moskow dengan AS dan sekutunya atas Ukraina.
“Kedua negara menyatakan keprihatinan tentang kemajuan rencana AS untuk mengembangkan pertahanan rudal global dan menyebarkan elemen-elemennya di berbagai wilayah di dunia, dikombinasikan dengan pengembangan kapasitas senjata non-nuklir presisi tinggi untuk melucuti senjata serang dan tujuan strategis lainnya. ,” sambung pernyataan tersebut.