Ukraina Tetapkan Keadaan Darurat

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Ukraina akhirnya mengumumkan keadaan darurat mulai Rabu 23 Februari 2022 tengah malam. Status darurat ini berlaku di seluruh negara kecuali wilayah yang dikuasai separatis pro Rusia yaitu Luhansk dan Donetsk.

Status darurat ini sudah mendapat persetujuan dari parlemen dan akan berlangsung 30 hari.

Mengutip AFP,  Kamis 24 Februari 2022, situasi dan kondisi darurat ini akan berlaku sampai 60 atau 90 hari jika kondisi di Ukraina masih tegang karena ancaman dari Rusia. Tak hanya itu dua wilayah Donetsk dan Luhanks sudah memisahkan diri dari Ukraina dan membentuk pemerintahan masing-masing sendiri. Ini membuat negara dalam situasi yang rawan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah yang merdeka. Rusia sudah mengirim pasukan untuk menjaga perdamaian di wilayah itu. Pengumuman Putin menuai kecaman global. Tindakan ini dinilai sebagai pelanggaran Piagam PBB dan hukum internasional.

Sudah sejak lama Rusia mendukung pasukan separatis di Ukraina timur, setelah menginvasi Semenanjung Krimea Ukraina. Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13 ribu nyawa.

Kelompok separatis di Ukraina timur meminta bantuan kepada Rusia di tengah meningkatnya baku tembak dengan pasukan Ukraina. Seorang saksi mata melaporkan, konvoi peralatan militer, termasuk sembilan tank bergerak menuju Donetsk, Ukraina timur dari arah perbatasan Rusia.

Kantor berita Rusia yang mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov melaporkan, para pemimpin dari dua daerah yang memisahkan diri itu telah mengirimkan permintaan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memberikan bantuan. Bantuan ini bertujuan untuk mengusir agresi dari angkatan bersenjata Ukraina

“Saya meminta bantuan untuk mengusir agresi militer rezim Ukraina terhadap penduduk Republik Rakyat Donetsk,” kata Pemimpin wilayah Donetsk, Denis Pushilin.

Rusia secara konsisten membantah rencananya untuk menyerang Ukraina. Sementara Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada perusahaan Rusia yang bertanggung jawab membangun pipa gas, Nord Stream 2 dengan menargetkan perusahaan dan pejabat perusahaannya.

Menurut Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), di wilayah Donetsk, terjadi 2.158 pelanggaran gencatan senjata, termasuk 1.100 ledakan selama akhir pekan. OSCE mengatakan bahwa, 1.073 pelanggaran gencatan senjata, termasuk 926 ledakan, juga tercatat di wilayah Luhansk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini