MATA INDONESIA, KIEV – Ukraina mengklaim lebih dari 12 ribu tentara Rusia tewas sejak Presiden Vladimir Putin menginstruksikan operasi militer khusus ke negara bekas bagian dari Uni Soviet itu pada Kamis (24/2).
Pada Selasa (8/3) atau hari ke-13 invasi Rusia, komando militer Ukraina mengunggah infografis mengenai kerugian Rusia di Twitter. Dalam unggahan tersebut dilaporkan sebanyak 12 ribu personel militer Rusia tewas.
Infografis itu juga mengklaim sebanyak 303 tank, 48 pesawat, 80 helikopter, 1.036 kendaraan lapis baja, 120 meriam, 56 sistem peluncur roket, serta 27 sistem pertahanan udara milik Rusia telah hancur.
Pada Minggu (6/3), komando militer Ukraina mengklaim korban tewas Rusia lebih dari 11.000. Kiev juga melaporkan telah membunuh dua jenderal top Moskow, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov dan Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky.
Kementerian pertahanan Rusia, dalam laporannya yang pertama dan sejauh ini hanya melaporkan korbannya awal pekan lalu, mengatakan 498 tentara Rusia tewas sementara 1.597 luka-luka.
Menurut PBB, setidaknya 406 warga sipil, termasuk di antaranya 27 anak-anak, telah tewas dan 801 lainnya terluka di Ukraina sejak awal invasi, meskipun mempertahankan angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
“Perang di Ukraina telah memaksa lebih dari 2 juta penduduk meninggalkan negara itu,” kata kepala badan pengungsi PBB dalam akun Twitter, melansir The Independent, Rabu, 9 Maret 2022.
Sebelumnya, kepala badan tersebut Filippo Grandi mengatakan ini adalah eksodus tercepat warga Eropa sejak Perang Dunia II. Badan tersebut memperingatkan bahwa perang dapat membuat hampir 5 juta jiwa mengungsi.
Para pengungsi Ukraina kini berada di Polandia, Slovakia, Rumania, Moldova, dan Hongaria. Polandia, yang telah membuka pintunya bagi sebagian besar pengungsi Ukraina, dilaporkan telah menampung lebih dari 650.000 jiwa.
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengecam Barat karena gagal melindungi negaranya dari Rusia setelah NATO menolak permintaannya untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina.
“Sudah 13 hari kami mendengar janji, 13 hari kami diberitahu bahwa kami akan dibantu di udara, bahwa akan ada pesawat, bahwa mereka akan dikirimkan kepada kami. Tetapi tanggung jawab untuk itu juga terletak pada mereka yang tidak dapat mengambil keputusan di barat selama 13 hari,” tutur Zelenskyy.