Uji Coba di Turki, Modal Berharga Timnas Indonesia di Ajang AFF 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, SINGAPURA – Tim Nasional (Timnas) Indonesia mengusung rasa percaya diri tinggi jelang laga kontra Kamboja di babak perdana penyisihan Grup B Piala AFF 2020, Kamis (9/12).

Usai Ezra Walian, giliran winger Tim Garuda, Ramai Rumakiek yang optimistis timnya bakal meraih hasil sempurna di laga yang akan digelar di Bishan Stadium, Singapura.

Optimisme Rumakiek menyusul hasil positif yang diraih Tim Merah Putih selama menjalani pusat pelatihan di Turki. Dalam tiga pertandingan uji coba, Timnas Indonesia berhasil meraih dua hasil sempurna, yakni kontra klub Turki, Antalyaspor 4-0.

Pada pertandingan kontra Timnas Myanmar, Timnas Indonesia menang telak 4-1. Sedangkan satu pertandingan lain, pasukan Shin Tae-yong harus menelan kekalahan 0-1 kontra Timnas Afghanistan.

“Pasti target kita Timnas Indonesia pasti menang ya. Pasti kita punya individur yang tinggi dan kita semua kompak. Yakin dan percaya bahwa kita lawan pertama kita harus menang,” ucap Ramai Rumakiek, melansir situs resmi PSSI.

Meski baru tiba dari Turki pada Jumat (3/12), Rumakiek mengatakan bahwa Timnas Indonesia sudah kembali beradaptasi baik dengan rumput maupun cuaca di Singapura. Hal ini akan menjadi modal berharga dalam melakoni gelaran Piala AFF 2020.

“Bersyukur sampai sekarang kita dalam kondisi oke, latihan dengan intensitas tidak terlalu tinggi. Kita baru dari Turki ke sini, kita baru beradaptasi dengan lapangan. Lapangan di sini juga cukup bagus, kita latihan di sini enjoy, kita menikmati apa yang diberikan dalam latihan oleh coach Shin,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini