Tudingan KST Papua Terkait TNI Bakar Rumah Warga di Kiwirok Dipastikan Hoaks

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – beredar informasi di media sosial yang menyebut TNI-Polri telah membombardir Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KST Papua) hingga membakar rumah-rumah warga. Kabar tersebut ternyata hoaks. Hal itu diungkapkan oleh Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan.

Ia memastikan anggota TNI-Polri tidak ada yang membakar rumah warga di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

“Tidak benar anggota TNI maupun Polri melakukan pembakaran rumah warga seperti yang beredar di media sosial,” katanya, dikutip Minggu 24 Oktober 2021.

“Karena selama ini yang melakukan adalah kelompok sipil bersenjata ( KKB Papua) dengan membakar dan merusak berbagai fasilitas yang ada di Kiwirok,” lanjutnya.

Ia menjelaskan bahwa dari laporan yang diterima sejak pertengahan September 2021, penyerangan terhadap warga sipil dilakukan KST Pimpinan Lamek Taplo.

“Mereka melakukan pembakaran dan merusak berbagai bangunan yang ada di Kiwirok. Bahkan seorang warga sipil yang merupakan petugas kesehatan yang seharusnya dilindungi malah dianiaya hingga tewas,” ujarnya.

Izak menyebut, kasus tersebut bukan hanya terjadi di Kiwirok, melainkan hal serupa juga terjadi di Okhika. Untuk mengatisipasi penyerangan lanjutan dari KST Papua di masa mendatang, para warga di dua wilayah itu sudah dievakuasi ke Jayapura dan Oksibil.

“Di kedua distrik itu, sudah tidak ada lagi warga sipil, terutama non penduduk asli karena sudah dievakuasi ke Jayapura dan Oksibil termasuk guru,” katanya.

Menurutnya, foto-foto yang beredar menggambarkan pembakaran di Kiwirok itu sengaja diedarkan kelompok yang tidak bertanggung jawab karena situasi di wilayah itu saat ini dalam keadaan kondusif.

“Saya sudah cek ke Kiwirok dan saat ini dilaporkan kondusif,” ujarnya.

Sementara itu, Tokoh masyarakat di Kabupaten Pegunungan Bintang, Seni Uopdana, menentang keras kebrutalan KST Papua di Distrik Kiwirok. Melihat banyaknya korban terus berjatuhan, baik dari sipil maupun aparat, Seni Uopdana menilai aksi KST Papua harus segera diatasi.

Uopdana dalam keterangannya mengatakan jika aksi-aksi KST Papua tidak kunjung direspon cepat oleh aparat keamanan, ia khawatir konflik akan terus meluas dan dampak yang ditimbulkan juga semakin besar.

“Peristiwa hitam seperti sekarang ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena ada banyak nyawa yang akhirnya terancam. Saya takut kebiadaban separatis KKB Papua akan meluas,” katanya.

Uopdana juga menyebutkan jika keberadaan Lamek Alipki Taplo sebagai pemimpin gerakan separatis di wilayah Pegunungan Bintang telah meracuni moral dan pemikiran anak-anak muda.

Lamek Taplo dianggap sudah memberi pengaruh buruk kepada generasi papua.

“Kerugian yang ditimbulkan dari kelompok separatis itu bukan hanya dari ancaman kekerasan, tapi dia dan kelompoknya juga telah merusak pikiran generasi penerus Papua terutama yang berada di wilayah Pegunungan Bintang,” ujarnya.

Atas dasar tersebut, Seni Uopdana tegas mengutuk keberadaan Lamek Alipki Taplo dan para kelompoknya. Dirinya mengatakan jika aksi yang dilakukan kelompok tersebut telah diluar batas nilai kemanusiaan dan melanggar ajaran adat dari para leluhur.

“Tidak ada ampun baginya, kutukan itu akan segera datang,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini