Tragis! Rupiah Diramalkan Masih di Zona Merah Hari Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan masih akan tertahan di zona merah pada perdagangan Selasa 15 Oktober 2019.

Sebagai perbandingan kemarin, rupiah ditutup melemah tipis di posisi Rp 14.139 per dolar AS atau turun 0,08 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi dalam transaksi hari ini, rupiah masih akan melemah di kisaran Rp 14.120 hingga Rp 14.157 per dolar AS.

Ia juga mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih akan disebabkan oleh sejumlah sentimen dari eksternal antara lain sebagai berikut.

Pertama, soal pertemuan AS dan China yang telah mencapai kesepakatan perdagangan parsial Fase 1, yang mencakup pembelian pertanian besar senilai 50 miliar dolar AS dan beberapa aspek perlindungan kekayaan intelektual, jasa keuangan dan mata uang.

“Kesepakatan itu merupakan langkah terbesar antara Amerika Serikat dan Cina dalam sengketa perdagangan 15 bulan,” ujarnya.

Kedua, dengan damainya perang dagang antara AS dan China ini, bisa saja dalam pertemuan pada 30 Oktober, The Fed akan kembali berubah pikiran dan tetap menahan suku bunga.

Ketiga, soal BREXIT, Uni Eropa (UE) sepakat pada hari Jumat nanti untuk mengadakan putaran negosiasi intens dengan London dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan dan mengamankan kesepakatan sebelum batas waktu 31 Oktober.

“Itu terlihat dari tanda-tanda kemungkinan kesepakatan tentang masalah perbatasan Irlandia. Laporan menunjukkan bahwa Inggris telah mengakui bahwa provinsi Irlandia Utara akan tetap berada di wilayah pabean UE segera setelah Brexit dan ini sebuah langkah yang akan memuaskan kekhawatiran Uni Eropa tentang integritas perbatasannya,” kata Ibrahim.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini