Tol Makassar New Port Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sulsel

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan (Sulsel) dipastikan bakal naik, dengan dibangunnya Tol Makassar New Port sepanjang sekitar 3,2 kilometer.  

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah mengatakan Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan untuk tetap melanjutkan dan mempercepat pembangunan infrastruktur untuk daerah penghubung sentra produksi seperti Sulsel.

Dia menyebut dengan adanya MNP dan tol bisa menurunkan biaya logistik serta waktu distribusi antar wilayah.

“Pembangunan jalan tol menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya jalan tol, kita mampu menurunkan biaya logistik serta memangkas waktu tempuh distribusi barang dan jasa antar wilayah,” katanya.

Zainal mengaku keberadaan MNP akan meningkatkan operasional bongkar muat hingga 900 ribu Teus. Jika target tersebut tercapai pada tahun 2023, maka akan memicu pertumbuhan ekonomi Sulsel.

“Kehadiran tol ini juga dapat memicu pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar. Serta meningkatkan pemerataan hasil pembangunan yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya,” katanya.

Sementara, Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan pembangunan tol MNP akan lebih mengakselerasi distribusi barang dari dan keluar Makassar.

Jalan bebas hambatan ini akan dibangun sepanjang sekitar 3,2 kilometer dengan kebutuhan lahan seluas 2,74 ha.

“Pengerjaannya akan dilakukan tiga tahap. Mulai dari pelabuhan lama (Pelabuhan Soekarno-Hatta) hingga bandara. Hadirnya tol ini akan meningkatkan konektivitas Makassar New Port dengan jalan tol eksisting serta bisa efisiensi waktu tempuh 4 kali lebih cepat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kritik Gagalnya Pemprov Tangani Sampah hingga Tutup TPA Piyungan, Walhi Jogja: Anggaran Tak Maksimal dan Timbul Masalah Baru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Sepanjang tahun 2023, wilayah DIY yang meliputi Kota Jogja, Kabupaten Sleman, dan Bantul menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sayangnya, hanya 28,69 persen dari total sampah tersebut yang berhasil diolah, sedangkan 71,31 persen atau sekitar 1.046 ton sampah lainnya langsung dibuang tanpa pengelolaan yang memadai. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
- Advertisement -

Baca berita yang ini