Tokoh Gereja Jayapura Berharap Provokator Kerusuhan Yahukimo Ditangkap

Baca Juga

MATA INDONESIA, YAHUKIMO – Tokoh Gereja GIDI Jayapura Yarius Balingga prihatin dengan konflik antar suku yang terjadi di Kabupaten Yahukimo.

“Kami turut prihatin dan peduli terhadap kerusuhan di Yahukimo, sehingga menyebabkan nyawa melayang sia-sia,” katanya, dikutip Jumat 8 Oktober 2021.

Ia pun berharap agar aparat keamanan segera mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap provokatornya.

Salah satu senior masyarakat Suku Yali itu juga sangat menyayangkan perbuatan tidak ber-perikemanusiaan yang dilakukan dan menelan informasi mentah-mentah.

“Kami sebagai bagian dari korban, lebih khususnya wilayah dari Suku Yali, merasa prihatin sekali dengan kejadian di sana,” ujarnya.

Meski kisruh yang terjadi tersebut sudah didamaikan oleh pihak gereja, namun menurut Yarius para aktor dan pelaku harus dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Sebab dari kejadian naas itu, 4 orang meninggal dan 41 orang mengalami luka-luka.

“Nyawa manusia itu tidak bisa dihilangkan oleh manusia lainnya, hanya Tuhan yang punya kuasa untuk itu,” katanya.

Ia juga meminta kejelasan dari otoritas keamanan, untuk menyelidiki tuntas siapa yang mengirimkan informasi dan menghasut masyarakat, serta yang terlibat saat kejadian itu.

Sebelumnya diketahui, kerusuhan antar warga terjadi di Kabupaten Yahukimo pada Minggu 3 Oktober 2021 lalu. Peristiwa bermula ketika masyarakat Suku Kimyal dengan komando kepala sukunya, membawa sejumlah peralatan tajam dan menyerang Suku Yali di gereja dan beberapa titik di Distrik Dekai.

Pada saat itu, masyarakat Suku Kimyal membawa alat tradisional yakni panah dan parang, serta alat tajam lainnya, untuk menyerang.

Diduga kerusuhan yang terjadi, dipicu informasi hoaks, terkait meninggalnya mantan Bupati Yahukimo Abock Busup di Hotel Grand Mercure Jakarta Pusat. Namun, polisi masih mendalami motif penyebab kericuhan tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini