MATA INDONESIA, JAKARTA – Keputusan The Fed menahan suku bunga acuan memberikan sentimen negatif bagi rupiah di akhir perdagangan Kamis, 11 Juni 2020. Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,28 persen ke level Rp 14.020 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kebijakan Bank Sentral AS tersebut tak direspons positif oleh pasar. The Fed memperkirakan ekonomi AS terkontraksi minus 6,5 persen.
“Jauh memburuk ketimbang proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ada pertumbuhan 2 persen. Kemudian tingkat pengangguran pada tahun ini diperkirakan 9,3 persen lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 3,5 persen,” ujarnya, Kamis sore.
Sementara dari dalam negeri, penambahan pasien positif virus corona di Indonesia dalam dua hari terakhir selalu mencetak rekor masih menjadi penghambat mata uang garuda untuk dapat terbang.
“Dengan bertambahnya pasien corona tersebut maka prospek ekonomi ke depan diperkirakan bakal tak menentu dan menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar yang terlihat dari keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan dalam negeri,” tambahnya.
Sebagai pembanding, sejumlah mata uang Asia juga mengalami pelemahan. Misalnya Dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura melemah 0,29 persen, dolar Taiwan melemah 0,17 persen, won Korea Selatan 0,46 persen, peso Filipina 0,66 persen, rupee India 0,25 persen, dan yuan China 0,10 persen.
Cuma mata uang baht Thailand yang menguat 0,53 persen, diikuti Yen jepang 0,28 persen, dan ringgit Malaysia 0,02 persen.