Tetap Adakan Pesta, Perayaan Malam Tahun Baru di Times Square Digelar Terbatas

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Malam pergantian tahun di Times Square, New York, Amerika Serikat (AS) kembali tak meriah. Hal ini dikarenakan virus corona yang masih mengintai dunia.

Padahal sebelum pandemi terjadi, 1 juta orang berkumpul, berpelukan, dan saling berciuman. Ya, tak ada yang menyadari bila virus corona akan menghancurkan kota-kota dan menutup dunia.

Dan tahun ini, virus corona masih bersama kita, terus bermutasi dan menyebar dengan kecepatan tinggi. Meski begitu, para pemimpin Kota New York terus berjuang dengan rencana untuk pesta Malam Tahun Baru, meski kasus virus corona kembali melonjak akibat varian Omicron.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kami bergerak maju dan kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa New York City berjuang melalui ini. Sangat penting untuk tidak menyerah dalam menghadapi ini,” kata Wali Kota Bill de Blasio.

De Blasio, yang masa jabatannya berakhir pada tahun ini, telah mengumumkan bahwa perayaan Malam Tahun Baru takkan semeriah seperti sebelum pandemi. Sebagai gantinya, para pengunjung diwajibkan menunjukkan bukti vaksinasi ketika memasuki area dan memakai  masker. Pengunjung yang hadir juga dibatasi hanya 15 ribu.

“Kepemimpinan layanan kesehatan kami percaya ini adalah cara yang tepat untuk melakukannya,” sambungnya.

New York telah menetapkan rekor tertinggi dalam jumlah rata-rata kasus harian yang dilaporkan selama 11 hari terakhir. Pada Kamis (30/12), jumlah pasien terinfeksi Covid-19 mencapai hampir 48,500 jiwa, berdasarkan data The Washington Post.

Lebih dari 7,700 warga New York dirawat di rumah sakit dan jumlahnya meningkat secara signifikan. Beberapa ahli dan pejabat lokal menunjuk tren ini sebagai bukti bahwa perayaan Malam Tahun Baru di New York harus dibatalkan.

Spesialis penyakit menular dan ahli epidemiologi di Rumah Sakit Bellevue di Kota New York, Céline Gounder mengatakan bahwa bagian paling berisiko dari perayaan Malam Tahun Baru bukanlah perayaan di luar ruangan, melainkan konstelasi pesta setelahnya, seperti di bar dan restoran di seluruh kota.

“Di situlah risiko sebenarnya. Itu semua kegiatan lainnya. Jika semua yang Anda lakukan adalah berdiri di Times Square, menonton bola jatuh dan pulang, Anda sebenarnya mungkin berisiko jauh lebih rendah terkena infeksi Omicron daripada seseorang yang berada di dalam ruangan di pesta atau di bar,” kata Gounder dalam sebuah wawancara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini