Terungkap, Pasukan AS yang Gerebek Tempat Tinggal Saddam Hussein Bawa 17 Peti Harta Karun!

Baca Juga

MATA INDONESIA, BAGHDAD – Seorang penerjemah Irak yang bekerja untuk militer Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kebohongan Paman Sam terkait penangkapan mantan Presiden Irak, Saddam Hussein.

Pria yang merahasiakan identitasnya itu menegaskan bahwa Saddam ditangkap di sebuah ruangan ketika ia tengah menggunakan juga Arab tradisional Arab yang disebut dishdasha. Diyakini, Saddam saat itu tengah berdoa.

Padahal selama ini, dunia tahu bahwa Saddam ditangkap di sebuah lubang. Namun, hal tersebut dibantah oleh sang penerjemah yang mengatakan bahwa tubuh Saddam tidak akan mampu masuk lubang yang sempit, selain itu kondisinya juga sedang lemah.

Sang penerjemah juga mengungkapkan bahwa pasukan AS yang menangkap Saddam mengeluarkan setidaknya 17 kotak berisi jutaan USD dari tempatnya bersembunyi. Sebagai informasi, Saddam Hussein ditangkap pada 13 Desember 2003.

“Ada kandang ternak seluas 300 meter di seberang ruangan tempat tinggal presiden (Saddam Hussein). Ini berdasarkan perkataan seorang tentara karena saya dilarang mendekati gudang karena peningkatan pengamanan,” kata penerjemah, melansir PM News Nigeria.

“Ada juga emas batangan dan perhiasan, tapi di kotak terpisah di sebelah Saddam Hussein,” sambungnya.

Seluruh peti itu kemudian dibawa pergi ke arah yang tidak diketahui oleh unit yang mengepung tempat tinggal Saddam Hussein ketika itu. Warga Irak tidak tahu di mana mereka dibawa atau jumlah pastinya atau di mana semua uang itu akan berakhir.

Pada Desember 2006, Hussein dieksekusi setelah AS menginvasi Irak dengan dalih mencari senjata pemusnah massal. Namun, hingga kini keberadaan senjata pemusnah massal itu tidak pernah terbukti ada dan ditemukan keberadaannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini