MATA INDONESIA, JAKARTA – Diketahui tiga mahasiswa Indonesia tidak bisa ikut dievakuasi Batik Air dari Bandara Tianhe karena suhu tubuh mereka mencapai 38 derajat celcius saat hendak masuk pesawat. Anehnya ketika pesawat lepas landas suhu mereka kembali normal dan hal itu sejatinya membuat panitia penjemput ingin kembali lagi ke landasan.
Namun, itu tinggallah keinginan, Indonesia harus menaati protokol yang sudah disepakati bersama dengan Cina.
“Kami mesti menaati protokol itu karena sudah tercantum dalam kesepakatan bersama yang kami tandatangani dengan FAO (Kantor Urusan Luar Negeri) Provinsi Hubei,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Cina, Djauhari Oratmangun.
Indonesia terbilang lancar dan tanpa kendala dalam memulangkan para WNI itu. Terkait dengan kegagalan ketiga mahasiswa itu, Indonesia tidak sendiri. India dan Singapura juga mengalami hal yang sama.
Dubes Djauhari mengajak semua pihak berpikir jernih dalam menyikapi batal terbangnya ketiga mahasiswa Indonesia tersebut.
Apalagi ketiganya juga dinyatakan bebas dari paparan virus corona dan telah dikembalikan ke asrama kampusnya tanpa harus melalui perawatan secara intensif, hingga kini.
Dengan batalnya ketiga mahasiswa Indonesia itu, maka di Provinsi Hubei terdapat tujuh WNI yang masih tertinggal dan semuanya dalam keadaan sehat wal afiat.
Empat orang di antara mereka memang sejak awal menolak dipulangkan hingga menunggu situasi di Provinsi Hubei benar-benar pulih.