Terorisme Muncul karena Kemiskinan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Era globalisasi ternyata tidak hanya menawarkan kebebasan sehingga setiap individu bisa menentukan kehidupannya sendiri.

Namun situasinya ternyata membuat beberapa pihak tidak puas karena menganggap bahwa globalisasi justru menjadi momen terjadinya gap atau jurang ekonomi. Maka muncullah kelompok-kelompok radikal yang anti terhadap globalisasi. Kelompok militan Islam mendominasi pergerakan ini.

Dalam The Globalization of World Politics karya John Baylis, dijelaskan bahwa perbedaan ekonomi telah menciptakan kemiskinan yang pada akhirnya memicu pergerakan kelompok militan yang semakin masif.

Seiring berjalannya waktu, pelaku teror pun menggunakan isu agama untuk melancarkan aksinya. Mereka memperkenalkan konsep jihad versi pelaku teror untuk menggalang dukungan dalam menghadapi ketidakadilan dan ketertindasan.

Perihal kemiskinan dan ketidakadilan sebelumnya sudah pernah dikemukakan oleh Guru Besar Fakultas Hukum UGM, Prof. Dr. Eddy O.S. Hiariej. Kepada Mata Indonesia News, Ia mengemukakan bahwa persoalan terorisme bukan hanya semata-mata pemahaman agama yang salah melainkan lebih kepada kemiskinan dan kelompok marjinal.

Maka upaya deradikalisasi harus dilakukan secara komperhensif mengingat alasan seseorang terpapar radikalisme disebabkan karena berbagai aspek dan yang paling utama adalah karena perekonomian.

Permasalahan ekonomi meliputi kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran merupakan sejumlah aspek yang harus diantisipasi sebagai pintu masuk teroris untuk memengaruhi masyarakat. Mengingat perekonomian yang terpuruk menjadi salah satu penyebab terciptanya tingkat literasi yang rendah.

Kepala Bapenas, Bambang PS Brodjonegoro pernah mengatakan bahwa kualitas pendidikan yang rendah bisa menjadi kesempatan pelaku teror menyebarkan pemahamannya melalui ajaran sesat.

Maka melalui pendidikan yang baik dan perekonomian yang baik, maka infiltrasi pengaruh radikal akan sulit masuk. Fenomena ini patut menjadi perhatian bagi pemerintah agar mampu mengentaskan kemiskinan serta membangun kualitas pendidikan yang lebih baik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini