MATA INDONESIA, WASHINGTON – Dalam sebuah wawancara radio dengan pembawa acara talk show konservatif Ari Hoffman, mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengungkapkan bahwa Israel menguasai Kongres AS.
Namun, kata Trump pada program radio 570 KVI bahwa sekarang terjadi perubahan terbesar. Sekarang ia melihat bahwa ada pergeseran kekuasaan di Kongres AS, dari legislator di bawah pengaruh Israel menjadi politisi yang anti-Israel.
“Perubahan terbesar yang pernah saya lihat di Kongres adalah Israel secara harfiah memiliki Kongres (AS) – Anda mengerti itu, 10 tahun lalu, 15 tahun yang lalu. Dan itu sangat kuat. Itu sungguh sangat kuat. Dan hari ini hampir kebalikannya,” tutur Trump, melansir The Times of Israel, Selasa, 2 November 2021.
“Anda memiliki antara AOC (Rep. Alexandria Ocasio-Cortez) dan (Rep. Ilhan) Omar — dan orang-orang yang membenci Israel. Mereka membencinya dengan penuh semangat — mereka mengendalikan Kongres. Dan Israel bukan lagi kekuatan di Kongres. Maksud saya itu luar biasa. Saya belum pernah melihat perubahan seperti itu,” tuturnya.
Demokrat Progresif Ocasio-Cortez dan Omar masuk Kongres AS pada 2019. Keduanya termasuk di antara 11 anggota parlemen yang tidak memilih mendukung 1 miliar USD dalam pendanaan tambahan untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel pada September (Ocasio-Cortez abstain dan Omar menolak).
Akan tetapi, DPR AS meloloskan undang-undang tersebut, dengan meraih dukungan 420 suara. RUU pendanaan Iron Dome milik Israel senilai 1 miliar USD ini bertujuan untuk menggantikan pencegat rudal yang digunakan Israel untuk menangkal serangan roket yang ditembakkan dari Gaza selama konflik pada Mei.
“Dan kita tidak membicarakannya dalam jangka waktu yang sangat lama, tetapi saya pikir Anda tahu persis apa yang saya katakan. Mereka memiliki kekuatan seperti itu, Israel memiliki kekuatan seperti itu – dan memang seharusnya – atas Kongres, dan sekarang tidak. Sungguh luar biasa,” klaim Trump.
Kelompok-kelompok Yahudi di masa lalu telah mengkritik mereka yang telah membuat klaim seperti itu tentang ruang lingkup pengaruh Israel atau Yahudi, dengan alasan bahwa mereka sama dengan antisemitisme.
Tahun 2014, majalah British Economist menerbitkan sebuah kartun yang menggambarkan Presiden AS saat itu Barack Obama, dibelenggu oleh segel Kongres yang dilapisi dengan Bintang Daud, mencoba untuk menjabat tangan presiden Iran saat itu Hassan Rouhani.
Masih dalam sebuah wawancara radio, Trump menegaskan kembali klaim bahwa negara-negara berbaris untuk bergabung dengan Kesepakatan Abraham sebelum dia kalah dalam pencalonan kembali atau pemilu AS pada November tahun lalu.
“Kami akan memiliki perdamaian di Timur Tengah. Sekarang saya pikir mereka tidak bisa, karena mereka berurusan dengan Iran lagi dan cara mereka menghadapinya – kelemahannya luar biasa ketika Anda melihatnya,” ucapnya.
Trump juga mengatakan bahwa ia bisa saja mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Israel dan menang sangat mudah. Warga Israel, katanya, menyukainya.
“Luar biasa bahwa tidak mendapatkan jenis suara dari orang-orang Yahudi yang Anda pikir akan saya dapatkan. Orang-orang Yahudi di negara ini, banyak dari mereka tidak menyukai Israel,” sambungnya.
“Lihatlah The New York Times. The New York Times kejam terhadap Israel, dan itu hanya hal yang mengerikan untuk ditonton,” tambahnya, tampaknya menunjukkan bahwa outlet tersebut dijalankan oleh orang Yahudi.