Terjadi Lagi, Kasus Pencabulan Guru Pesantren Kali Ini Dari Tasikmalaya

Baca Juga

MATA INDONESIA, TASIKMALAYA – Lagi-lagi kasus pencabulan di pesantren terjadi kembali. Setelah ada kasus pencabulan di pesantren Bandung, kali ini terjadi di pesantren daerah Tasikmalaya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) sedang memproses kasus ini di Kabupaten Tasikmalaya dan diteruskan ke Polres Tasikmalaya. KPAID melaporkan bahwa kasus ini diduga dilakukan oleh oknum guru ngaji di Selatan Tasikmalaya.

Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan bahwa ada sembilan santriwati yang telah menjadi korban pencabulan oleh guru pesantren tersebut. Namun baru ada dua korban yang membuat laporan ini kepada polisi.

Menurut laporan, korbannya sekitar berusia antara 15 – 17 tahun. Aksinya pun dilakukan di beberapa lokasi lingkungan pesantren.

Bahkan ada yang mengaku korban dicabuli pada saat korban sedang sakit dan guru tersebut berkedok ingin membantu korban. Pihak kepolisian setempat pun membenarkan kasus ini dan telah menerima laporan tersebut.

Kini KPAID Tasikmalaya memberikan tindakan dengan menyiapkan petugas khusus untuk memulihkan kondisi psikologis korban. Sedangkan pihak Polres Tasikmalaya kini tengah mendalami kasus dugaan pencabulan oknum guru pesantren tersebut.

Namun belum diketahui pelaku dari kasus ini. Polisi juga masih melakukan proses penyelidikan.

Sementara itu, sebelumnya belum lama ini ada kasus serupa di Pesantren Bandung. Herry Wirawan selaku pelaku telah ditangkap dan pesantrennya ditutup.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini