Terinpirasi Videogame ‘Call of Duty’, Remaja Asal Inggris Nekat Perang di Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Remaja Inggris yang terobsesi dengan video game nekat meninggalkan negaranya dan mendaftar menjadi tentara sukarelawan di Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh sang ibu kepada ITV News.

Kini, remaja bernama Jamie itu telah berada di Polandia setelah melalui perjalanan selama 36 jam. Pria yang berasal dari Warrington itu juga resmi menjadi sukarelawan untuk tentara Ukraina yang melawan pasukan Rusia.

Menariknya, Jamie yang masih berusia 19 tahun itu tidak memiliki latar belakang militer. Ia bahkan tidak dapat berbicara bahasa Polandia atau Ukraina.

Menurut sang ibu, putranya hanya mengirim email ke sebuah situs untuk menjadi sukarelawan sebelum memesan tiket sekali jalan, menggunakan paspor anak untuk bepergian.

Dia juga mengatakan bahwa Jamie, yang terobsesi dengan videogame Call of Duty, diduga menandatangani kontrak dua tahun dengan militer Ukraina meskipun dia tidak memiliki pengalaman yang diperlukan.

Keluarga Jamie tampaknya tidak tahu di mana tepatnya remaja itu berada. Menurut orang tuanya, Jamie melakukan banyak penelitian: dari membaca laporan berita hingga menonton video YouTube – termasuk alamat yang dibuat oleh politisi.

“Dia anak laki-laki biasa, dia masuk ke kamarnya, dia ada di sana menonton semua ini, lalu pergi bekerja, lalu pulang, menonton mereka lagi, menonton Zelenskyy ketika dia di televisi, menonton Perdana Menteri, menonton Liz Truss ketika dia bilang dia akan mendukung mereka pergi ke sana,” tutur ibu Jamie kepada ITV.

“Saya pikir itu adalah salah satu alasan utama, fakta bahwa itu dipromosikan, itu menunjukkan itu adalah hal yang baik untuk pergi dan membantu mereka, ketika itu bukan untuk anak seperti dia,” sambungnya, melansir Sputnik News, Jumat, 11 Maret 2022.

Pelacakan geografis yang digunakan pihak keluarga untuk menemukan Jamie menunjukkan bahwa remaja tersebut terakhir terdeteksi di suatu tempat di perbatasan dengan kota Lvov, Ukraina barat. Begitu dia menyeberang ke Ukraina, lokasinya hilang.

Jamie sempat mengonfirmasi kepada keluarganya bahwa dia telah enandatangani kontrak dan menerima peralatan. Ketika ditanya berapa lama dia akan tinggal di Ukraina, dia menjawab sampai hukum marshal selesai.

“Dia pikir dia sudah dewasa tapi dia tidak, dia pasti belum dewasa. Cara berpikirnya belum dewasa, cara berpikirnya tidak dewasa, dia tidak menyadari beratnya hal seperti ini”, kata pamannya.

Konflik bersenjata di Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari, ketika Rusia melancarkan operasi militer khusus dengan alasan untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.

Rusia juga mengatakan bahwa invasi tersebut untuk melindungi rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk dari genosida” yang dilakukan pemerintah Ukraina. Namun, langkah Rusia menuai kecaman negara-negara Barat, dengan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lain bersama menjatuhkan sanksi keras terhadap Rusia.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan bahwa dia akan mendukung siapa pun yang ingin berperang di Ukraina, dengan alasan bahwa rakyat Ukraina berjuang untuk kebebasan dan demokrasi, bukan hanya untuk Ukraina tetapi untuk seluruh Eropa.

Pernyataannya, sangat kontras dengan posisi pemerintah Inggris. Di mana Perdana Menteri Boris Johnson mengimbau warganya untuk tidak pergi ke Ukraina. Sentimen yang juga diserukan Menteri Pertahanan Ben Wallace.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini