MINEWS.ID, JAKARTA – Bocornya penganggaran aneh lem aibon dan mata anggaran lainnya, menunjukkan Gubernur Anies Baswedan malas menyisir anggaran yang ‘dikadali’ anak buahnya. Sebab, saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sampai membutuhkan 13 jam menyisir dengan sistem e-Budgeting sehingga semuanya wajar dan proporsional.
Hal itu diungkapkan mantan staf Ahok ketika menjadi gubernur, Ima Mahdiah. Dia yang kini anggota DPRD DKI Jakarta dari PDI Perjuangan menyebutkan untuk mengetahui mark-up anggaran memang harus dilakukan penyisiran kembali.
Sebab, e-Budgeting tidak bisa mendeteksi moral hazard seperti halnya artificial intelligence (AI). Sistem itu memang diciptakan untuk memudahkan penyisiran anggaran.
“Pak Anies, sebnrnya ebudgeting ini kalau mau input atau mau beli apa Sistem bisa blokir barang apa yg ngga boleh diinput atau dibeli. Untuk bisa menghilangkan proyek titipan dan markup anggaran dilakukan juga penyisiran anggaran kembali,” begitu cuitan Ima di akun twitternya.
Ima mengungkapkan setelah mata anggaran diinput ke sistem e-Budgeting, Ahok dulu memanggil seluruh SKPD terkait dan sama-sama menyisir anggaran aneh-aneh tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, hal tersebut menghabiskan waktu 13 jam. Jadi pantas saja jika Ahok marah ketika mengetahui ada anggaran yang dipermainkan.
Ima juga mengingatkan bahwa sistem e-Budgeting Pemprov DKI Jakarta sudah mendapat pengakuan pihak lain yaitu Bappenas. Waktu itu badan tersebut memberi penghargaan yang menurut Ahok sebagai hasil kerja keras PNS Pemprov DKI Jakarta.