AA Gabung Pengunjuk Rasa Melawan Junta Myanmar

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Tentara Arakan atau The Arakan Army (AA) – milisi etnis utama di negara bagian Rakhine yang bergejolak di Myanmar, bergabung dengan kelompok etnis lain yang mengutuk kudeta militer dan tindakan represif junta militer terhadap para demonstran.

Beberapa kelompok bersenjata lain yang berperang di perbatasan Myanmar telah mengisyaratkan dukungan mereka untuk kelompok pro-demokrasi. Namun, AA yang telah menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah yang digulingkan pada 1 Februari, belum berkomentar secara terbuka.

“Sangat menyedihkan bahwa orang-orang yang tidak bersalah ditembak dan dibunuh di seluruh Myanmar,” kata juru bicara AA, Khine Thu Kha dalam sebuah pesan, melansir Reuters.

“Tindakan tentara dan polisi Burma saat ini sangat kejam dan tidak bisa diterima,” katanya, sambil menambahkan bahwa kelompok itu “bersama … dengan rakyat”.

Khine Thu Kha juga mengatakan AA akan terus maju untuk orang-orang Rakhine yang tertindas dan bahwa orang-orang etnis yang tertindas secara keseluruhan akan terus berjuang untuk kebebasan mereka dari penindasan.

Asosiasi Bantuan untuk Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) melaporkan setidaknya 275 warga Myanmar merenggang nyawa di tangan aparat keamanan.

Pada Minggu (21/3), kelompok masyarakat sipil yang berbasis di Rakhine menuntut junta militer melepaskan kekuasaan dan menerima sistem demokrasi federal di Myanmar –sesuai dengan apa yang diinginkan rakyat.

Sebelumnya, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) melakukan penyerangan di sebuah kamp militer Myanmar yang berbasis di dekat desa Sal Zin. Hal ini dilaporkan oleh Kolonel Naw Bu –juru bicara kelompok etnis bersenjata tersebut.

“Kami tidak tahu detailnya. Tetapi komando pusat kami belum mengeluarkan perintah apa pun untuk menyergap kamp militer atau bentrokan di kota-kota,” kata Kolonel Naw Bu kepada Myanmar Now (13/3).

KIA menyerang kamp militer Myanmar yang berbasis di dekat desa Sal Zin, hal ini dilaporkan oleh Kolonel Naw Bu –juru bicara kelompok etnis bersenjata tersebut. Naw Bu menambahkan, militer Myanmar menggunakan jet tempur untuk melakukan serangan balik.

“Kami tidak tahu detailnya. Tetapi komando pusat kami belum mengeluarkan perintah apa pun untuk menyergap kamp militer atau bentrokan di kota-kota,” kata Kolonel Naw Bu kepada Myanmar Now, Jumat, 12 Maret 2021.

Kolonel Naw Bu mencatat, dua kamp KIA telah disergap oleh pasukan militer Myanmar di kota Kutkai –negara bagian Shan utara selama sebulan terakhir. Ketegangan antara tentara dan kelompok etnis bersenjata meningkat sejak militer merebut kekuasaan lewat kudeta pada 1 Februari.

Sejak saat itu, tentara Myanmar mengalami bentrok dengan Serikat Nasional Karen dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan. Kedua pihak menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok Energi dan BBM Aman Selama Libur Tahun Baru 2025

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan distribusi energi tetap terjaga selama perayaan Natal...
- Advertisement -

Baca berita yang ini