Tas Paling Berbahaya di Dunia Ternyata Milik AS, di Dalamnya Ada Pemicu Nuklir!

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Pengawas Pentagon atau Kementerian Keamanan Amerika Serikat (AS) akan mengevaluasi protokol keselamatan seputar “nuclear football,” yakni tas berisi kode yang diperlukan Presiden AS untuk melakukan serangan nuklir.

Salah satu tas tersebut nyaris berada dalam jangkauan perusuh yang menyerbu Capitol Hill pada 6 Januari 2021. Berdasarkan informasi singkat, kantor Inspektur Jenderal mengatakan akan mengevaluasi sejauh mana pejabat Pentagon dapat mendeteksi dan merespons jika Tas Darurat Kepresidenan “hilang, dicuri, atau disusupi.”

“Kami dapat merevisi tujuan saat evaluasi berlangsung,” demikian dikatakan pejabat Pentagon, melansir Reuters, Rabu, 21 Juli 2021.

Sementara seorang pejabat AS yang enggan menyebutkan namanya mengaku khawatir terkait pengepungan 6 Januari telah mendorong evaluasi. Saat kejadian tersebut, Mantan Wakil Presiden, Mike Pence berada di US Capitol, ditemani oleh seorang ajudan militer yang membawa tas nuklir cadangan ketika gedung itu diserbu oleh para pendukung Donald Trump.

Tas itu berisi kode yang akan digunakan presiden untuk mengotentikasi perintah untuk meluncurkan rudal nuklir jika dia tidak berada di Gedung Putih.

Rekaman keamanan yang dipublikasikan selama persidangan pemakzulan Trump berikutnya menunjukkan Pence dan ajudan militer – yang memiliki tas itu, diantar ke tempat yang aman ketika pengunjuk rasa semakin dekat ke lokasi mereka.

“Tidak pernah ada kompromi,” ucap seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut.

Bahkan jika perusuh telah mengambil alih tas itu, perintah serangan nuklir apa pun masih perlu dikonfirmasi dan diproses oleh militer. Tetapi pada 6 Januari, hanyalah salah satu dari beberapa kali selama era kepresidenan Trump bahwa keamanan “nuclear football” dipertanyakan.

Pada November 2017, ketika Trump berada di Beijing untuk makan siang dengan Presiden Cina Xi Jinping, seorang pejabat keamanan Cina terlibat pertengkaran di ruangan lain dengan ajudan militer AS yang membawa tas kerja.

Kepala staf Gedung Putih saat itu John Kelly –seorang pensiunan jenderal, campur tangan dan terlibat pertengkaran fisik dengan pejabat Cina untuk memastikan tas tersebut tidak lepas dari ajudan militer, kata seorang mantan pejabat senior administrasi Trump.

Ketika seorang pejabat senior AS berbicara dengan pejabat Cina mengenai insiden di tempat kejadian, Cina ingin menyampaikan permintaan maaf kepada Kelly atas episode tersebut. Tapi Kelly menolak untuk menerima permintaan maaf, kata pejabat tersebut.

“Beri tahu mereka bahwa mereka bisa datang meminta maaf kepada saya di Washington,” kata Kelly saat itu.

Pada 20 Januari tahun ini, Trump bersikeras meninggalkan Washington sebelum pelantikan Joe Biden dari Demokrat, yang berarti “nuclear football” langsung harus menyertainya sampai Biden dilantik.

Trump ditemani oleh seorang ajudan militer yang membawa tas tersebut ke Palm Beach, Florida, dan menyimpannya di dekatnya sampai Trump tidak lagi menjadi presiden, kata seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antonius Fokki Ardiyanto Anggota DPRD Kota Yogya Tertarik Posisi Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta

Mata Indonesia, Yogyakarta - Antonius Fokki Ardiyanto atau sapaan akrabnya Fokki yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Kota Yogyakarta telah melakukan pendaftaran diri Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogya, melalui PDI Perjuangan Jumat (3/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini