Tak Peduli AS, Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Di tengah sanksi AS dan kecaman banyak negara, Iran tetap teguh dengan keputusannya memperkaya uranium melebihi batas yang sebelumnya telah ditetapkan.

Iran dianggap telah melakukan tantangan terbuka dengan AS yang selama ini dikenal kerap menekan negara-negara dengan pemberian sanksi, sehingga memaksa banyak pihak harus menegosiasikan kembali kesepakatan nuklir 2015 atau dikenal dengan nama Joint Comperhensif Plan of Action (JCPOA).

Pejabat senior Iran menekankan, proses meningkatkan pengayaan uranium lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam JCPOA akan dimulai pada Minggu 7 Juli 2019.

Ia mengatakan, akan terus mengurangi komitmen Iran setiap 60 hari, kecuali jika ada penandatangan pakta yang bertujuan untuk melindungi Iran dari sanksi AS.

Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani telah menyusun jadwal peningkatan kemurnian pengayaan uranium di atas batas yang telah ditetapkan Negeri Para Mullah tersebut dengan negara-negara besar lainnya.

Sebagai informasi, sebelum JCPOA disepakati, Iran menghasilkan uranium yang diperkaya sebanyak 20 persen yang dibutuhkan untuk bahan bahkar reaktor. Sementara tingkat pengayaan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr selatan adalah lima persen.

Dalam tanda meningkatnya kekhawatiran Barat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dia dan Presiden Iran Hassan Rouhani telah sepakat untuk mencari syarat untuk dimulainya kembali dialog mengenai pertanyaan nuklir Iran pada 15 Juli.

Macron menambahkan, bahwa ia akan terus berbicara dengan otoritas Iran dan pihak-pihak lain yang terlibat untuk terlibat dalam pengurangan ketegangan yang terkait dengan masalah nuklir Iran.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini