Tak Gubris Kecaman Dunia, Israel Terus Gusur Wilayah Palestina

Baca Juga

MATA INDONESIA, YERUSALEM – Berbagai kecaman dari dunia internasional seolah tak memengaruhi Israel yang terus berupaya membangun belasan ribu pemukiman. Terbaru, seorang pejabat Palestina mengatakan Israel tengah membangun 17 ribu unit pemukiman di berbagai bagian Yerusalem.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Urusan Yerusalem, Fadi Al-Hadmi menggambarkan rencana pemukiman Israel sebagai tsunami gila. Ia mengatakan bahwa percepatan dalam membangun pemukiman selalui serangkaian proyek menghilangkan kemungkinan solusi dua negara.

“Pemerintah Israel sedang berkembang menuju pelaksanaan serangkaian proyek pemukiman besar di utara, selatan, dan timur kota, dengan tujuan mengisolasi sepenuhnya dari lingkungan Palestina di Tepi Barat,” tutur Fadi Al-Hadmi, melansir Middle East Monitor, Jumat, 26 November 2021.

Menteri Palestina itu mengatakan proyek tersebut termasuk rencana untuk membangun 10 ribu unit rumah di tanah Bandara Internasional Yerusalem, di Qalandia, di bagian utara kota.

“Pihak berwenang Israel juga berencana untuk membangun 3.500 unit rumah di area E1 di Yerusalem timur, 1.250 unit di pemukiman Givat Hamatos, 2 ribu di pemukiman French Hill, serta 470 di pemukiman Pisgat Zeev,” tambahnya.

“Sejak awal tahun ini, lebih dari 140 bangunan telah dihancurkan di Yerusalem,” kata Al-Hadmi.

Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk mengubah kata-katanya menjadi tindakan, dan bekerja untuk menghentikan pemukiman, aneksasi, pembongkaran, pemindahan dan pemaksaan, penggusuran penduduk, serta menyelamatkan solusi dua negara sebelum terlambat.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menentang keras rencana Israel terkait perluasan pemukiman di Tepi Barat. Paman Sam menegaskan bahwa langkah tersebut merusak prospek solusi dua negara.

“Kami sangat prihatin dengan rencana pemerintah Israel untuk membangun ribuan unit pemukiman di Tepi Barat. Kami juga prihatin dengan pengumuman tender untuk 1,300 unit permukiman di sejumlah permukiman di Tepi Barat,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

“Kami sangat menentang perluasan pemukiman, yang sama sekali tidak konsisten dengan upaya untuk menurunkan ketegangan dan untuk memastikan ketenangan. Hal itu merusak prospek solusi dua negara. Kami juga melihat rencana untuk legalisasi retroaktif pos-pos ilegal sebagai tidak dapat diterima.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini